Gelar Remaja Bertanya Ulama Menjawab di Garut, LSBPI MUI Edukasikan Seni Budaya Islam

GARUT – Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menyelenggarakan kegiatan Remaja Bertanya Ulama Menjawab tentang Seni Budaya Islam. Kegiatan ini diselenggarakan di Kota Garut, Jawa Barat selama dua hari, 27-28 September 2022.

Kegiatan hari pertama dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persis, Garut, pada Selasa, 27 September 2022. Sekitar 300 mahasiswa STAI Persis menghadiri kegiatan dengan narasumber Ketua LSBPI MUI dan sastrawan, Habiburrahman El-Shirazy, Lc, MA dan Sekretaris LSBPI MUI yang juga dosen STAIPI, Dr Tiar Anwar Bachtiar, M Hum.

Sementara itu, pada hari kedua kegiatan dilaksanakan di Pesantren Persis 19, Garut, dengan narasumber Habiburrahman El-Shirazy, Lc, MA, Dr Tiar Anwar Bachtiar, M Hum, dan Erick Yusuf, SSy, MPd. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, disiarkan juga melalui Zoom online.
Kang Abik, panggilan akrab Habiburrahman El-Shirazy, mengupas seni budaya Islam mulai dari sisi bahasa dan etimologi, karakteristik seni budaya Islam, hingga budaya yang diharapkan Allah SWT dan Rasul dari manusia.

Sastrawan yang telah melahirkan puluhan karya bestseller ini juga mengajak para mahasiswa yang hadir untuk berinisiatif mengambil peran dalam seni dan budaya. Sebab, saat ini adalah zaman perang inovasi dan kreativitas. Maka, anak-anak muda harus berinisiatif menyampaikan ide sebelum dipaksa untuk mengonsumsi ide orang lain.
Penulis yang belum lama ini meluncurkan karya terbaru Suluh Rindu yang merupakan sekuel Kembara Rindu, juga mengingatkan para peserta untuk selalu melakukan amal shaleh dan merujuk pada Islam. Agar semboyan Al-Islamu ya’lu wala yu’la alaihi selalu bermakna.

Sementara itu, Dr Tiar Anwar Bachtiar M Hum yang akrab disapa Kang Tiar, mengupas dengan gamblang makna budaya dan perbedaan dengan agama. Menurut Kang Tiar, agama datang dari Allah SWT melalui wahyu ke para nabi. Sedangkan budaya datang dari manusia. Hal-hal yang datang dari Allah, sifatnya tetap. Misalnya, menutup aurat hukumnya wajib. Tetapi jenis dan gaya busana adalah budaya. Misalnya Rasulullah Saw suka mengenakan gamis berwarna putih, hal itu adalah budaya, bukan syariat. Jadi, bisa diikuti bisa tidak. Yang harus diikuti adalah menutup aurat.

Peserta dengan antusias mengikuti kegiatan dan bertanya beragam hal terkait seni budaya Islam.

Pada kesempatan tersebut, diluncurkan Lomba Menulis Skenario Film Pendek Islami yang terbuka untuk pelajar, mahasiswa, dan umum. Menurut Kang Abik, tujuan diselenggarakannya lomba tersebut adalah sebagai penguatan literasi menulis.

“Kita tahu, literasi menulis masih perlu terus digaungkan di kalangan anak muda. Oleh karena itu, LSBPI MUI mengadakan lomba menulis skenario. Mengapa dipilih skenario? Sebab, film yg baik dimulai dari skenario yang baik. Lalu, mengapa skenario film pendek? Agar anak-anak muda berlatih. Mulai dengan menulis film pendek dulu, untuk kemudian menulis skenario film. Lomba ini diharapkan juga sebagai salah satu kanal bagi anak muda untuk melatih dan meningkatkan kreativitasnya dalam bidang seni budaya,” jelas Kang Abik.

Informasi mengenai Lomba Menulis Skenario Film Pendek Islami dapat diakses melalui link s.id/LombaSkenarioLSBPI dan media sosial LSBPI, baik di Instagram maupun Twitter. (Irwan Kelana, ed: Nashih)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia