Kisah tentang terbakarnya Perpustakaan Baghdad, perpustakaan terbesar di zamannya adalah sebuah kisah pilu. Hilangnya begitu banyak ilmu. Dan awal dari mundurnya peradaban di dunia Islam.
Setelah Kota Baghdad jatuh ke tangan Tatar, mereka melakukan apapun yang mereka inginkan terhadap ibu kota Daulah Abbasiyah ini. Sebagian dari mereka membantai penduduknya. Sebagian lagi melakukan pengrusakan kota. Entah mengapa, kala itu Tatar selalu melakukan pembantaian dan penghancuran setiap kota yang mereka taklukkan dengan peperangan.
Bisa jadi penyebabnya adalah adanya kesenjangan budaya, antara umat Islam dengan orang-orang Tatar. Umat Islam memiliki sejarah panjang dalam ilmu pengetahuan, pendidikan, dan etika. Peradaban Islam telah membidani lahirnya puluhan ribu ilmuan terkemuka di semua cabang ilmu pengetahuan.
Tatar adalah komunitas masyarakat nomaden yang berasal dari gurun sebelah utara Cina. Mereka tumbuh dengan hukum rimba. Mereka saling berperang layaknya hewan saling memangsa. Tidak berlebihan kalau kita katakan kehidupan mereka seperti kehidupan hewan. Karena memang mereka tak kenal peradaban. Mereka tak berkeinginan memberi kontribusi memakmurkan bumi. Hidup dengan nilai-nilai perbaikan di dunia. Karena itu, setiap wilayah yang mereka taklukkan dengan perang selalu dihancurkan. Membaca sejarah mereka di masa itu sungguh mengerikan.
Di antara bukti nyata pernyataan di atas adalah apa yang mereka lakukan terhadap perpustakaan terbesar di dunia kala itu. Perpustakaan Baghdad di masa Daulah Abbasiyah. Perpustakaan yang mewariskan peradaban dunia, ringan saja mereka hancurkan. Sama sekali tak ada kepedulian dengan ilmu pengetahuan yang dihimpun di dalamnya. Perpustakaan Baghdad saat itu adalah hazanah keilmuan kaum muslimin dan umat-umat selainnya. Bagaimana tidak, perpustakaan itu telah dibangun selama 600 tahun dan menghimpun semua cabang ilmu pengetahuan. Ilmu syariat, ilmu alam, ilmu tentang kemanusiaan, dll. Selama 6 abad tentu tak terbayang koleksi buku yang dimiliki.
Dahulu, ilmu-ilmu yang ditulis dengan bahasa Persia, Yunani, Sansekerta, dll. diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kemudian disimpan di Perpustakaan Baghdad. Sehingga orang cukup menguasai bahasa Arab dan pergi ke Baghdad, ia akan menguasai banyak ilmu yang ada di dunia ini.
Saat kota ini jatuh, koleksi sebesar itu seolah tak berharga. Bayangkan! Warisan besar itu mereka lempar ke Sungai Tigris hingga air sungai berubah menjadi hitam. Bahkan ada yang mengatakan, kuda-kuda Tatar bisa melintasi sungai dengan jembatan timbunan berjilid-jilid buku yang mereka lemparkan ke sungai.
Tentu kejahatan ini tidak hanya merugikan umat Islam saja. Bahkan merugikan peradaban manusia juga.
Sumber: https://lite.islamstory.com/ar/artical/9270/قصة-حرق-أعظم-مكتبة-على-وجه-الأرض
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Leave a Reply