Pesantren Ramadhan Daring Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Diikuti Ratusan Peserta

JAKARTA—Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar kegiatan bertajuk Madrasah Ramadhan di Rumah. Kegiatan tersebut dihelat selama enam hari.

Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat, Armai Arief, menjelaskan kegiatan sejenis pesantren kilat ini berlangsung enam hari sejak 2 Mei lalu hingga 7 Mei 2020 secara daring. Selama enam hari itu, ada 13 narasumber yang menyampaikan materi berbeda-beda.

“Animo peserta kegiatan ini sangat luar biasa,” ujar dia di Jakarta, Sabtu (2/4), saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Pesantren Ramadhan di Rumah melalui aplikasi zoom.

Dia mengatakan, sampai saat ini jumlah peserta yang telah mendaftar 580 orang. Para peserta terdiri dari berbagai kelangan di antaranya para pengurus MUI maupun karyawan MUI sampai tingkat kabupaten/kota, serta tenaga pendidik yang diikuti seluruh provinsi.

Kegiatan bertema ‘Madrasah di Rumah untuk Umat dan Bangsa Ini’, kata dia, merupakan kegiatan pesantren kilat yang dijalankan secara online. Melalui kegiatan ini, Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI ingin memfasilitasi proses perubahan diri bagi peserta sehingga menjadi lebih baik. “Sehingga diharapkan dapat membentuk muslim yang taat dan berakhlak mulia,” ujar dia.

Menurut Armai, alasan kegiatan ini dimulai pada 2 Mei karena bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020. Pihaknya ingin menjadikan Hardiknas 2020 sebagai momentum bangkitnya pendidikan nasional. Salah satunya melalui pesantren kilat di rumah yang dilakukan secara daring di tengah pandemi Covid-19.

“Ramadhan yang Allah SWT tetapkan sebagai bulan yang memiliki keutamaan khusus dalam setiap perguliran waktunya, menjadi momentum yang harus dioptimalkan setiap hamba untuk mencapai puncak derajat takwa,” katanya.

Saat membuka kegiatan ini, Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi menyampaikan pendidikan dan pengetahuan tentang informasi adalah hal sangat penting baik sekarang maupun masa depan. “Kekuatan baru dunia bukan lagi dikendalikan oleh uang, tetapi dikendalikan siapa yang memiliki informasi,” katanya.

Terlebih, imbuh dia, di era pandemi seperti sekarang ini meskipun banyak di antara kita terkurung di rumah, namun kreativitas manusia tidak terpasung untuk terus berkomunikasi.

Hal seperti ini, ungkap dia, merupakan manfaat pendidikan terhadap perkembangan zaman. “Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa kita mengikuti event seperti ini (online) yang mengikuti banyak peserta dan mereka berkomitmen mengikuti event ini sampai akhir,” kata dia. (Azhar/Nashih)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia