Hadiri Konferensi Darul Ifta’, Wasekjen MUI Sebut Al-Azhar dan Mesir Pilar Keamanan dan Stabilitas Timur Tengah

KAIRO — Wakil Sekjen MUI Bidang Fatwa, KH Ahmad Fahrur Rozi Burhan, mengatakan bahwa Mesir dan Al-Azhar adalah pilar keamanan dan stabilitas di Timur Tengah. Hal tersebut dia sampaikan Rabu (08/06) saat menjadi pembicara dalam konferensi internasional bertajuk “Ekstremisme Agama: Awal Pemikiran dan Strategi Perlawanan” yang diadakan Pusat Studi Ekstremisme “Salam” yang berada di bawah naungan Darul Ifta’ Al-Azhar Mesir.

“Kita semua tahu bahwa Republik Arab Mesir adalah pilar kemananan dan stabilitas di Timur Tengah dan Dunia Arab. Kami menegaskan penghargaan yang mendalam untuk Mesir yang sukses dan efektif di bawah kepemimpinan pemerintah, ” ucap Gus Fahrur dalam pidatonya berbahasa Arab mewakili MUI.

Peran penting Mesir tersebut, ujar Gus Fahrur, tentu saja tidak lepas dari lembaga pendidikan yang sudah lama berdiri di sana yaitu Al Azhar Al-Syarif. Menurutnya, kampus Al-Azhar telah menjadi lembaga yang paling aktif memerangi segala jenis paham beragama ekstrem di berbagai belahan dunia.

“Kami juga menegaskan penghargaan yang tinggi atas peran al-Azhar asy-Syarif di bawah kepemimpinan Syaikh yang baru, yang mulia Professor Dr Ahmed Tayeb. Al Azhar asy-Syarif telah bekerja menghadapi segala jenis ekstremisme baik di dalam maupun di luar Mesir. Al-Azhar as-Syarif telah memainkan peran penting di seluruh dunia, ” ungkap Gus Fahrur.

Peran Al-Azhar tersebut juga tidak lepas dari keberadaan Darul Ifta’ yang menjadi otoritas fatwa tertinggi di Mesir dan diakui dunia. Lembaga keagamaan seperti ini, ucap Gus Fahrur, memiliki kepercayaan tinggi dari masyarakat sehingga perannya penting dalam menangaani berbagai masalah yang dihdapi jutaan umat dengan latar belakang beraneka ragam.

Gus Fahrur menuturkan, dalam konteks Indonesia, fungsi sejenis Darul Ifta’ ada pada MUI. Keberadaan fatwa MUI dituntut mampu menjembatani perbedaan suku dan bangsa di Indonesia yang beranika ragama. Dia menyebut, setidaknya ada tujuh belas ribu pulau di Indonesia, seribu lebih suku dengan tradisi masing-masing. Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

“Karena itu, otoritas fatwa yang dipercaya umat semacam Darul Ifta’ maupun MUI memiliki peran penting dalam menangani berbagai masalah umat dari latar belakang berbeda-beda, ” ujarnya.

Dalam pidatonya, Gus Fahrur mencontohkan beberapa kelompok teroris yang pernah dan masih eksis di Indonesia. Dia menyebut Darul Islam Indonesia, Jama’ah Islamiyah yang berafilitasi dengan al-Qaeda, maupun Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang kerap bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom di berbagai belahan dunia.

“Majelis Ulama Indonesia tidak menutup-nutupi kenyataan pahit ini, tetapi turut aktif memerangi terorisme, memberi saran, mengadakan seminar, konferensi dan berkomunikasi dengan tokoh-tokoh dan para pemimpin dari seluruh dunia untuk menyampaikan konsep perdamaian dan pencegahan paham ekstremis, ” ungkap Gus Fahrur. (Ilham Fikri/Azhar)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia