Dubes Maroko: Ibnu Batutah Inspirasi Relasi Maroko-Indonesia

JAKARTA— Duta Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdella bersilaturahim dengan Komisi HLNKI MUI di Kantor MUI, Jakarta Selasa pekan lalu (19/7/2022). Kedatangan Dubes Maroko tersebut disambut Ketua MUI Bidang HLNKI, Dr Sudarnoto Abdul Hakim dan Ketua Komisi HLNKI Dubes Bunyan Saptomo.

Selanjutnya, silaturahim dan diskusi diadakan di ruang Ketua Umum MUI. Waketum MUI Dr KH Marsudi Syuhud dan Ketua MUI KH Abdullah Jaidi juga hadir dalam silaturahim dan diskusi tersebut setelah rapat Dewan Pimpinan MUI.

Dalam diskusi tersebut, Dubes Maroko bercerita terkait pentingnya menjalin kerja sama antara Maroko dengan Indonesia dan apa yang dapat dikerjasamakan dengan MUI.

Diskusi juga membahas terkait sosok petualang Muslim dari Maroko Ibn Battutah yang selama 30 tahun keliling dunia, termasuk ke Indonesia. Sosok Battutah menjadi salah satu inspirasi untuk semakin mendekatkan relasi antara Indonesia dan Maroko. “Hubungan secara emosional Indonesia dan Maroko sudah terjalin kuat,” tutur dia.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Marsudi Syuhud, mengatakan hubungan kerjasama dengan negara Maroko sudah cukup lama, yakni sejak zaman ditemukannya Fakfak.
Diketahui, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Maroko sangat erat. Baik hubungan secara resmi dengan pemerintah maupun antarmasyarakat Islam itu sendiri.

Salah satu bentuk kerja sama yang sangat dirasakan adalah kerja sama terkait pendidikan antara Indonesia dan Maroko. Diketahui, saat ini banyak pelajar dari Indonesia yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat Perguruan tinggi yang ada di Maroko.

Menurut Kiai Marsudi, dalam pertemuan tersebut melahirkan beberapa harapan terkait kerja sama ke depannya.
Pertama, MUI dapat menjadi jembatan atau penyambung antara santriwan dan santriwati di Indonesia untuk bisa melanjutkan pendidikan di Maroko. Kedua, menjalin kerja sama antara Mufti Maroko dan MUI.

“Insya Allah ada kemungkinan untuk kita menjalin kerja sama antara Mufti Maroko dan MUI. Kerja sama tersebut dapat berupa sharing idea tentang ide Istimbatul hukm, yaitu bagaimana cara membuat hukum yang sesuai pada zaman dan era yang terus berkembang saat ini, baik itu hukum agama maupun tentang hukum ekonomi syariah saat ini semakin berkembang,” tutur Pengasuh Ponpes Darul Uchwah ini saat menyampaikan harapannya.

Ketiga, menjalin kerja sama dengan lembaga ulama yang ada di Maroko, baik berupa Sharing idea maupun melakukan agenda–agenda tahunan. Keempat, membuka kesempatan ekspor dan impor antara Indonesia dengan Maroko melalui komisi Ekonomi di MUI.

Baik Dubes Maroko dan MUI bersepakat untuk melanjutkan pembicarakan kerja sama dalam berbagai sektor seperti pertukaran pelajar, dialog antarulama dan lain sebagainya. Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Pengurus Komisi HLNKI MUI yakni Sekretaris Komisi Dr Andy Hadiyanto, Dubes Safirah Machrusah, Dr Suherman, Dr Burhanuddin, H Oke Setiadi, Agus Nilmada Azmi, dan Yanuardi Syukur. Setelah silaturahim, dilanjutkan dengan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan dari kedua pihak. (Yanuardi Syukur, ed: Nashih)



Leave a Reply

Wakaf Darulfunun – Aamil Indonesia