All posts by Admin

Silaturahmi Idul Fitri, Cara Menggapai Kebahagiaan Diri

silaturahmi-idul-fitri,-cara-menggapai-kebahagiaan-diri

 Jelang 1 Syawal 1443 Hijriyah, tentu kita pun mulai disibukkan dengan rencana agenda bersilaturahmi bersama keluarga maupun sahabat. Istilah yang sering disebut sebagai identitas silaturahmi adalah halal bi halal.

Artikel Silaturahmi Idul Fitri, Cara Menggapai Kebahagiaan Diri pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Konsekuensi Muzakki yang Lalai Tunaikan Zakat

konsekuensi-muzakki-yang-lalai-tunaikan-zakat

Oleh:
Dr HM Ishaq Shamad MA, ketua Bidang Infokom MUI Sulsel
Bagi umat Islam yang wajib mengeluarkan zakat, namun ia tidak menunaikannya (Muzakki), maka setidaknya ada empat konsekuensinya:

Pertama, doanya tidak diterima oleh Allah Swt, sebab Allah Swt, adalah Maha Suci dan Bersih, sehingga dalam berdoa manusia harus dalam keadaan suci dan bersih, baik jiwa maupun harta bendanya. Sementara Muzakki yang tidak menunaikan zakanya, akan mengotori jiwa dan hartanya.

Kedua, di dalam harta yang dititipkan Allah Swt, ada hak orang lain, diminta atau tidak diminta, sehingga mereka yang lalai tunaikan zakat, makan dan minumnya dari hak orang lain yang tidak dikeluarkan zakatnya menjadi darah dan daging yang haram dalam tubuhnya, sehingga nanti di akhirat, darah dan daging haram tersebut, akan dibakar di api neraka jahannam.

Ketiga, harta yang dimiliki tidak berkah, sehingga membuat hidup tidak tenang dan gelisah. Keempat, hak milik fakir miskin yang tidak dikeluarkan dari harta Muzakki, maka hak orang lain tersebut, akan cari jalannya sendiri, misalnya tiba-tiba ban motor kempes, mobil tergores, atau rumah kebakaran, sehingga muzakki tersebut harus keluarkan uang memperbaikinya, dst.

Membayar zakat bagi seorang muslim merupakan salah satu elemen penting dalam rukun Islam. Dengan membayar zakat sesuai ketentuannya, baik zakat fitrah maupun zakat maal yang termasuk zakat penghasilan dan jasa di dalamnya, secara sadar juga telah memaksimalkan upaya pada diri sendiri untuk meningkatkan iman sebagai muslim yang taat.

Menunaikan zakat maal hukumnya wajib dilakukan oleh seorang individu yang memiliki harta atau dianggap mampu di dalam ajaran Islam.

Sebagai bagian dari zakat maal, zakat penghasilan dan jasa secara garis besar perlu dibayarkan bagi mereka yang memiliki harta dalam bentuk penghasilan dan jasa. Meskipun begitu, diketahui bahwa tidak semua orang yang memiliki penghasilan dan jasa wajib untuk mengeluarkan zakatnya. Dijelaskan orang-orang yang wajib membayarkan zakat penghasilan dan jasa, adalah mereka yang memiliki penghasilan tetap dan didapatkan secara halaliah sesuai nisab dan haulnya.

Nisab dasar yang wajib membayarkan zakatnya adalah orang-orang yang memiliki penghasilan minimal sebesar Rp 6.300.000 per bulan dikalikan 12 bulan, maka seorang muslim wajib mengeluarkan 2.5 persen dari total penghasilan dan jasa setiap bulannya dan bisa disalurkan, baik setiap bulan atau dirangkum per tahunnya.

Selain dapat meningkatkan iman seorang muslim, membayarkan zakat penghasilan dan jasa secara rutin dan tepat juga bisa menghadirkan manfaat-manfaat pada diri serta orang-orang di sekitar.

Dalam ajaran Islam, membayar zakat, termasuk zakat penghasilan dan jasa merupakan salah satu upaya dalam membersihkan harta. Pasalnya, di setiap harta yang dimiliki, terdapat hak-hak orang lain di dalamnya, diminta atau tidak diminta, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan. Dengan mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki, sama halnya dengan membantu keberlangsungan hidup orang lain yang berhak dan benar-benar membutuhkan bantuan secara materil.

Dengan terbiasa membayarkan zakat penghasilan dan jasa, akan timbul perasaan lega berkat kemampuan diri yang bisa membantu orang lain sekaligus menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim.

Dengan hati yang bersih berkat rutin membayarkan zakat penghasilan, akan lebih mudah mengendalikan diri, terutama dari pengaruh emosi terhadap berbagai macam bentuk penawaran yang dapat membuat pengeluaran membengkak. Karena terbiasa membayarkan zakat penghasilan dan jasa, sebagai salah satu bentuk ibadah, secara perlahan pandangan terhadap kepemilikan atau harta pun akan mengalami penyesuaian.
Penyesuaian ini biasanya hadir dalam sudut pandang bahwa harta yang dimiliki tidak seutuhnya jadi milik diri sendiri dan ada hak orang-orang yang membutuhkan di dalamnya. Jadi akan lebih merasa tenang dalam mengambil keputusan untuk melakukan pengeluaran kebutuhan hidup diri dan keluarga tanpa harus berbelanja secara berlebihan.

Setiap bulan membayar zakat penghasilan dan jasa secara rutin, tentu akan terbiasa membuat daftar rincian pengeluaran biaya. Termasuk untuk biaya keperluan sehari-hari. Dengan memiliki daftar tersebut setiap bulannya, akan terbiasa untuk mengelola kondisi keuangan yang lebih baik. Hal tersebut terjadi karena harus bijak dan cermat untuk mengelola pengeluaran agar tetap dapat menentukan besaran yang diperlukan untuk pembayaran zakat penghasilan dan jasa, lalu untuk kebutuhan rumah dan kehidupan sehari-hari, serta sisanya untuk meningkatkan dana tabungan.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, setiap zakat yang dibayarkan dapat memberikan keuntungan dalam mengurangi pembayaran pajak pendapatan atau PKP. secara mendasar juga diberitahukan bahwa pengurangan ini dijelaskan dalam penjelasan Pasal 14 ayat (3) UU 38/1999 bahwa pengurangan zakat dari laba/pendapatan sisa kena pajak dimaksudkan agar pembayar pajak tidak terkena beban ganda. Untuk mendapatkan keuntungan mengurangi beban pajak pendapatan dan jasa, bisa diajukan laporan kepada Badan Amil Zakat Nasional dengan mencantumkan jumlah zakat yang dibayarkan berikut juga dengan total penghasilan. Sedangkan jika pajak penghasilan dan jasa dibayarkan oleh pihak instansi atau tempat bekerja, laporan pemotongan zakat akan dicantumkan pada pelaporan pajak dari penghasilan bruto yang dimiliki.

Selain bersifat untuk meningkatkan iman serta pahala, zakat juga jadi suatu upaya dalam memperkecil jarak atau kesenjangan antara orang kaya dan orang yang tidak mampu. Dengan rutin membayarkan zakat penghasilan dan jasa, juga telah berhasil memberikan kontribusi kepada negara dalam membantu mengurangi kemiskinan, karena penyaluran zakat yang tepat sasaran, menyasar pada orang-orang yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan materil.(Diolah dari berbagai sumber).

*Irfan*

The post Konsekuensi Muzakki yang Lalai Tunaikan Zakat appeared first on MUI SULSEL.



Merawat Ketakwaan Pascaramadan – Majelis Ulama Indonesia

merawat-ketakwaan-pascaramadan-–-majelis-ulama-indonesia

Rasanya belum lama lisan kita mengucapkan “marhaban ya Ramadan”. Namun faktanya, hari ini kita sudah harus menyiapkan diri untuk ditinggalkan bulan Ramadan. Sesaat lagi, kita akan segera mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid saat menyambut hilal bulan Syawal.

Artikel Merawat Ketakwaan Pascaramadan pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.

Source link

The post Merawat Ketakwaan Pascaramadan – Majelis Ulama Indonesia first appeared on Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta.



Merawat Ketakwaan Pascaramadan

merawat-ketakwaan-pascaramadan

Rasanya belum lama lisan kita mengucapkan “marhaban ya Ramadan”. Namun faktanya, hari ini kita sudah harus menyiapkan diri untuk ditinggalkan bulan Ramadan. Sesaat lagi, kita akan segera mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid saat menyambut hilal bulan Syawal.

Artikel Merawat Ketakwaan Pascaramadan pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Kiai Hasan Ubaidillah Ajak Jadikan Ramadhan Momen Kebangkitan Umat Islam

kiai-hasan-ubaidillah-ajak-jadikan-ramadhan-momen-kebangkitan-umat-islam

  MUI JATIM – KH Hasan Ubaidillah, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim mengajak menjadikan bulan Ramadhan sebagai momen kebangkitan umat Islam di era disrupsi  . Hal itu ia sampikan saat mengisi kajian di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Rabu (27/04/2022). “Pada tahun 60-an seorang pemikir besar Islam yang bernama Syaikh Amir Syakib Arselan itu memproklamirkan […]

Artikel Kiai Hasan Ubaidillah Ajak Jadikan Ramadhan Momen Kebangkitan Umat Islam pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Twibbonez Idul Fitri 1443H MUI DKI Jakarta

twibbonez-idul-fitri-1443h-mui-dki-jakarta

MUI DKI Jakarta menyediakan Frame Twibbonez Untuk ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Silahkan buat ucapan Idul Fitri dengan Link di bawah ini

The post Twibbonez Idul Fitri 1443H MUI DKI Jakarta first appeared on Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta.



Shalat Kafarat di Jum’at Akhir Bulan Ramadhan, Ini Hukumnya Menurut Kiai Ma’ruf Khozin

shalat-kafarat-di-jum’at-akhir-bulan-ramadhan,-ini-hukumnya-menurut-kiai-ma’ruf-khozin

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami yang menjadi pentarjih dari generasi akhir Madzhab Syafi’i berkata: وأقبح من ذلك ما اعتيد في بعض البلاد من صلاة الخمس في هذه الجمعة عقب صلاتها زاعمين أنها تكفر صلوات العام أو العمر المتروكة وذلك حرام أو كفر لوجوه لا تخفى “Yang lebih buruk dari itu adalah tradisi di sebagian daerah berupa […]

Artikel Shalat Kafarat di Jum’at Akhir Bulan Ramadhan, Ini Hukumnya Menurut Kiai Ma’ruf Khozin pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Jadi Perhatian Dunia, MUI Minta Pemerintah Wajib Fasilitasi Arus Mudik Lebaran

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti tradisi mudik lebaran yang merupakan migrasi besar-besaran masyarakat di Indonesia dalam satu waktu tertentu yang kerap terjadi setiap tahun, khususnya saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

MUI menyebut hal ini karena Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Dalam tradisi itu, kata MUI, Indonesia selalu menjadi perhatian dunia.

“Tidak semua negara di belahan dunia memilikinya. Oleh karenanya Indoneaia menjadi perhatian dunia. Tradisi mudik lebaran memiliki multi efek berupa ekonomi, budaya, hingga keagaamaan,”kata MUI dalam Taushiyah Menyambut Idul Fitri 1443 H, Jumat (29/4).

Taushiyah tersebut ditandatangani oleh Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis dan Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan.

“Oleh karenanya, pemerintah wajib memfasilitasi penyelenggaraan perjalanan arus mudik dan arus balik lebaran dengan fasilitas infrastruktur layak dan sistem keamanan maksimal,”tambahnya.

Selain itu, MUI juga meminta para penyedia transportasi massal untuk menjamin kelayakan moda transportasi massalnya dan tidak menaikan tarif transportasinya agar tidak menyusahkan penggunanya.

“Semua pihak hendaknya juga tetap mematuhi peraturan lalu lintas, dengan mengimplementasikan akhlakul karimah,” jelasnya.

MUI mengimbau, selama di jalan raya para pengguna jalan hendaknya saling tenggang rasa dan saling menghormati terhadap sesama pengguna jalan agar terhindar dari hal yang kontraproduktif dengan kebahagian di Hari Raya.

“Semua pihak memaksimalkan momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini untuk semakin mempertebal spirit keislaman sekaligus mental kebangsaan,” tuturnya.

Menurut MUI, karena hal ini merupakan bagian dari dua dimensi untuk saling menguatkan dengan meningkatkan rasa saling menyayangi (tarahum) dan berbagi kebahagian terhadap sesama sanak saudara, kerabat, dan handai taulan tanpa tersekat perbedaan, baik agama, suku dan bangsa.

Dengan demikian, kata MUI, perayaan Hari Raya Idul Fitri menjadi spirit untuk kembali ke fitrah diri (fithrah syakhshiyah), dan fitrah kebangsaan (fithrah wathaniyah).

“Inilah implementasi Islam sebagai rahmat seluruh alam (rahmatan lil alamin),”sambungnya.

Sementara itu, jelang Hari Raya Idul Fitri, MUI juga menyoroti sejumlah wilayah negara dan kawasan di dunia yang masih terjadi kejahatan kemanusian berupa peperangan dan penindasan.

Untuk itu, MUI meminta agar semua pihak yang bertikai dapat mendinginkan suasana dan mengedepankan perdamaian sebagai bahasa kemanusian yang universal.

“MUI juga meminta agar PBB bersikap tegas dan adil dalam upaya menghentikan segala bentuk penjajahan dan penindasan serta menjamin terpenuhinya Hak Asasi Manusia(HAM),” kata MUI.

MUI menambahkan, terpenuhinya HAM tersebut khususnya bagi umat Muslim di kawasan krisis keselamatan dan keamanan sebagai penghormatan terhadap kesakralan Hari Raya Idul Fitri.

“MUI juga mengimbau kepada umat Islam Indonesia dan dunia untuk membacakan Qunut Nazilah agar peperangan dan kekerasan yang menimpa umat Islam di seluruh dunia segera berhenti demi terwujudnya kedamaian dan harmoni kehidupan,” ujarnya.

Lebih lanjut, dalam tausiyah tersebut, atas nama Dewan Pimpinan MUI, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H/2022 M.

“Semoga Allah SWT menerima ibadah puasa kita. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi hamba-Nya yang kembali fitrah lahir batin,” tutupnya.

(Sadam Al-Ghifari/Angga)



Ada 10 Amalan Sebelum Berangkat Salat Idulfitri, Sudah Tahu?

ada-10-amalan-sebelum-berangkat-salat-idulfitri,-sudah-tahu?

Oleh:
Drs KH Hasbuddin Halik Lc MA, anggota Komisi Dakwah MUI Sulsel dan Waketum MUI Pangkep.
Makassar, muisulsel.com – Lebaran Idulfitri 1443 Hijriah beberapa hari lagi tiba. Bagaimana persiapan Anda?

Drs KH Hasbuddin Halik Lc MA, anggota Komisi Dakwah MUI Sulsel, berbagi pengetahuan tentang amalan sebelum berangkat salat Idulfitri. Ada 10 amalan disertai dalilnya sebagai berikut.

1. Meningkatkan ketaatan kepada Allah dengan zikir, baca Alquran, salat takbir dan istigfar.

Sebagaimana hadis Nabi, “Barangsiapa yang menghidupi dua malam hari raya, hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati.” (HR. al-Daruquthni).

2. Mandi, parfum, sikat gigi, pakaian laki-laki yang terbaik. Hadis Nabi:

قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَقُولُ رَأَى عُمَرُ عَلَى رَجُلٍ حُلَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ فَأَتَى بِهَا النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اشْتَرِ هَذِهِ فَالْبَسْهَا لِوَفْدِ النَّاسِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ‏.‏ فَقَالَ ‏”‏ إِنَّمَا يَلْبَسُ الْحَرِيرَ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ ‏”‏‏.‏ فَمَضَى فِي ذَلِكَ مَا مَضَى، ثُمَّ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ إِلَيْهِ بِحُلَّةٍ فَأَتَى بِهَا النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ بَعَثْتَ إِلَىَّ بِهَذِهِ، وَقَدْ قُلْتَ فِي مِثْلِهَا مَا قُلْتَ قَالَ ‏”‏ إِنَّمَا بَعَثْتُ إِلَيْكَ لِتُصِيبَ بِهَا مَالاً ‏”‏‏.‏ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَكْرَهُ الْعَلَمَ فِي الثَّوْبِ لِهَذَا الْحَدِيثِ
Artinya:

Seperti diceritakan Abdullah: “Umar melihat cloak sutra untuk laki-laki yang dijual lalu dia mengambilnya untuk Rasulullah SAW dan berkata, ‘Ya Rasulullah SAW belilah ini dan gunakanlah untuk menyambut tamumu.’ Rasulullah SAW berkata, ‘Sutra digunakan mereka yang tidak mendapat bagian di hari akhir.’ Waktu berlalu hingga Rasulullah mengirim sutra yang sama pada Umar. Umar kemudian membawa cloak tersebut pada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Engkau mengirimkan ini padaku dan kau pernah mengatakan sesuatu tentang barang ini, bagaimana pendapatmu?’ Rasulullah SAW kemudian berkata, ‘Aku mengirimkannya padamu agar engkau bisa mendapatkan uang dengan menjualnya.’ Karena inilah Umar tidak menyukai pakaian yang berbahan sutra.” (HR Bukhari).

3. Makmun pagi-pagi lebih awal berangkat.

4. Untuk Idulfitri, makan dulu sebelum berangkat dan Iduladha berpuasa hingga selesai salat Iduladha dan kembali ke rumah barulah buka puasa.

5. Bersedekah atau zakat fitrah sebelum keluar manusia. Hadis Nabi:

وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: { فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-زَكَاةَ اَلْفِطْرِ; طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اَللَّغْوِ, وَالرَّفَثِ, وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ, فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ اَلصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ, وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ اَلصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ اَلصَّدَقَاتِ.‏ } رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِم ُ
Artinya: Ibn ‘Abbas (RAA) menceritakan, “Rasulullah SAW ikut membayar zakat fitrah atas puasa Ramadan untuk membersihkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak menyenangkan serta menyediakan makanan bagi yang memerlukan. Disebut zakat bagi yang membayar sebelum salat Idulfitri dan Sadekah bagi yang membayar setelah salat Idulfitri.” Diceritakan Abu Dawud dan Ibn Majah dan Al-Hakim dan berderajat sahih.

6.Memperluas silaturahmi kepada keluarga dan orang sakit. Hadis Nabi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً ‏”

Artinya:

Abu Hurairah menceritakan Rasulullah SAW berkata, “Siapa saja yang mengunjungi orang sakit atau saudaranya, semoga Allah SWT memberikan berkah dan pekerjaan yang baik dan semoga kau tinggal selamanya dalam surga.” (HR Tirmidzi).

7. Menampakkan senyuman dan kegembiraan kepada orang mukmin yang ditemuinya.

8. Membaca Surah Qaaf dan Surah al Qamar
وَعَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ قَالَ: { كَانَ اَلنَّبِيُّ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-يَقْرَأُ فِي اَلْأَضْحَى وَالْفِطْرِ بِـ (ق)‏, وَ (اقْتَرَبَتْ)‏.‏ } أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Artinya: Diceritakan Abu Waqid Al-Laithi (RA), “Rasulullah SAW biasa membaca pada Idul Fitri dan Idul Adha surat Qaf dan Al-Qamar.” (Dilaporkan Imam Muslim).

9. Menempuh rute pulang dan pergi yang berbeda sesuai hadis Nabi:

عن جابر رضي الله عنه ‏:‏ كان النبي صلى الله عليه وسلم الله عليه وسلم إذا كان يوم عيد خالف الطريق

Artinya:

Seperti diceritakan Jabir (Semoga Allah SWT berkenan atasnya), “Saat sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAW akan berangkat dengan rute yang berbeda dengan saat pulang.” (HR Bukhari dan Muslim).

10. Bersenang-senang sewajarnya.
Nabi Bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الأَنْصَارُ فِي يَوْمِ بُعَاثٍ ‏.‏ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ ‏.‏ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَبِمَزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدِ الْفِطْرِ فَقَالَ النَّبِيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ “‏ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا ‏”
Artinya:

Seperti diceritakan Aisyah: “Abu Bakar masuk setelah aku dan ada dua gadis Ansar bersamaku sedang bernyanyi tentang Hari Bu’ath. Aisyah berkata, ‘Mereka bukan penyanyi.’ Abu Bakar kemudian berkata, ‘Ada alat setan di rumah Rasulullah SAW?’ Saat itu adalah Idulfitri dan Rasulullah SAW berkata, ‘Ya Abu Bakar, tiap orang punya festival dan ini adalah perayaan kita.’ (HR Ibnu Majah).

Demikian, semoga bermanfaat dan selamat memaksimalkan ibadah masa akhir Ramadan hingga tiba Idulfitri 1443 Hijriah yang di ambang pintu. (Irfan)

The post Ada 10 Amalan Sebelum Berangkat Salat Idulfitri, Sudah Tahu? appeared first on MUI SULSEL.



Mudik Lebaran Idul Fitri, Adab dan Ketentuan Syariatnya

Oleh: KH Abdul Muiz Ali Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI

Prediksi Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik tahun ini, Idul Fitri 2022, diperkirakan mencapai 85.5 juta orang. Ada sekitar 14.3 juta di antara pemudik 2022 berasal dari Jabodetabek.

Bagi masyarakat Indonesia, mudik telah menjadi fenomena sosial yang rutin dilakukan oleh para perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Kegiatan mudik biasanya dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Meski istilah mudik mulai populer sejak 1970-an, tetapi akar sejarahnya sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit.Konon, kegiatan mudik dilakukan oleh para Petani Jawa, untuk kembali ke kampung halamannya atau daerah asalnya untuk membersihkan makam leluhurnya.

Bentuk cinta Tanah Air Mencintai Tanah Air atau tempat kelahiran bisa disebut sebagai fitrah dan karakteristik manusia. Seseorang pasti akan ingat kampung halaman. Terlebih saat momentum lebaran seperti Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha.

Dikisahkan, karena cintanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terhadap kota Makkah, sebagaimana manusia pada umumnya, Rasulullah merasakan sedih meninggalkan kota Makkah. Seandainya bukan perintah hijrah, tentu Rasulullah SAW tidak meninggalkan kota Makkah.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sangat mencintai tanah kelahirannya, yaitu Makkah. Ekspresi cinta Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terhadap tanah kelahirannya, terlihat dari riwayat Ibnu Abbas dalam hadis riwayat al-Tirmidzi.

Ia menjelaskan betapa cinta dan bangganya Rasullullah shalallahu alaihi wasallam pada tanah kelahirannya. Rasa cinta tersebut terlihat dari ungkapan kerinduan Nabi Muhammad terhadap Makkah. Beliau mengatakan: وَاَللَّهِ إنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ، وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إلَى اللَّهِ، وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ “Alangkah indahnya dirimu (Makkah). Engkaulah yang paling kucintai. Seandainya saja dulu penduduk Mekah tidak mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini.” (HR al-Tirmidzi).

Tata cara mudik Islami Orang yang mudik berarti ia dalam perjalanan atau bepergian ketempat yang sudah ditentukan. Dalam istilah fikih, orang yang bepergian atau dalam perjalanan disebut musafir. Bagi musafir boleh mengerjakan sholat dengan cara diringkas (qashar sholat), menggabung dua sholat fardhu dalam satu waktu (jama’ sholat) dan juga boleh tidak berpuasa.

Perjalanan mudik yang dilakukan pada saat menjelang Idul Fitri hendaknya dapat memperhatikan anjuran dan ketentuan sebagai berikut :

1. Sholat Pada saat hendak mudik ketika sudah memulai melakukan perjalanan hendaknya kita memohon kepada Allah SWT agar selamat sampai tujuan. Berikut ini doa yang selalu dibaca Rasulullah shalallahu alaihi wasallam setiap bepergian: اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ“Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan tempat kembali, doa orang yang teraniaya, dan dari pandangan yang menyedihkan dalam keluarga dan harta.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

2. Boleh meringkas sholatPerjalanan yang sudah mencapai kurang lebih 89 km (88,704 km) maka seseorang diperbolehkan meringkas sholatnya atau menggabung dua sholat dalam satu waktu.وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ “Ketika kalian bepergian di bumi, maka bagi kalian tidak ada dosa untuk meringkas sholat.” (QS An Nisa ayat 101) Praktik meringkas sholat (qashar shalat) hanya berlaku untuk sholat bilangan empat rakaat seperti Ashar dan Isya yang kemudian diringkas menjadi dua rakaat.

Sedangkan praktik menggabungkan dua sholat (jama’ shalat) dalam satu waktu hanya bisa dilakukan untuk sholat Dzuhur digabung dengan Ashar, Maghrib digabung dengan Isya’. Untuk sholat Subuh tidak bisa digabung apalagi diringkas. جَمَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ سَفَرٍ وَلا خَوْفٍ، قَالَ: قُلْتُ يَا أَبَا الْعَبَّاسِ: وَلِمَ فَعَلَ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَرَادَ أَنْ لاَ يُحْرِجَ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِهِ. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjamak antara sholat Dzuhur dan Ashar di Madinah bukan karena bepergian juga bukan karena takut. Saya bertanya: Wahai Abu Abbas, mengapa bisa demikian? Dia menjawab: Dia (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) tidak menghendaki kesulitan bagi umatnya.” (HR Ahmad).

3. Boleh tidak puasaSeseorang yang melakukan perjalanan dengan ketentuan jarak tempuh sebagaimana boleh menggabung (jama’) atau meringkas (qashar) sholat, ia juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Puasa yang ditinggalkan karena bepergian wajib diganti setelah bulan Ramadhan.فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ “…Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain…” (QS Al Baqarah ayat 185) Dalam kitab fikih ulama banyak menjelaskan ketentuan perihal boleh atau tidaknya bagi seseorang yang sedang bepergian untuk tidak puasa.

Misalnya antara lain disebutkan sebagai berikut:( وَ ) يُبَاحُ تَرْكُهُ ( لِلْمُسَافِرِ سَفَرًا طَوِيلا مُبَاحًا ) فَإِنْ تَضَرَّرَ بِهِ فَالْفِطْرُ أَفْضَلُ وَإِلا فَالصَّوْمُ أَفْضَلُ كَمَا تَقَدَّمَ فِي بَابِ صَلاةِ الْمُسَافِرِ . ( وَلَوْ أَصْبَحَ ) الْمُقِيمُ ( صَائِمًا فَمَرِضَ أَفْطَرَ ) لِوُجُودِ الْمُبِيحِ لِلإِفْطَارِ . ( وَإِنْ سَافَرَ فَلا ) يُفْطِرُ تَغْلِيبًا لِحُكْمِ الْحَضَرِ وَقِيلَ يُفْطِرُ تَغْلِيبًا لِحُكْمِ السَّفَرِ . “Dan dibolehkan meninggalkan berpuasa bagi seorang musafir dengan perjalan yang jauh dan diperbolehkan (mubah).

Bila dengan berpuasa seorang musafir mengalami mudarat maka berbuka lebih utama, bila tidak maka berpuasa lebih utama sebagaimana telah lewat penjelasannya pada bab shalatnya musafir.

Bila pada pagi hari seorang yang bermukim berpuasa kemudian ia sakit maka ia diperbolehkan berbuka karena adanya alasan yang membolehkannya berbuka. Namun bila orang yang mukim itu melakukan perjalanan maka ia tidak dibolehkan berbuka dengan memenangkan hukum bagi orang yang tidak bepergian.

Dikatakan juga ia boleh berbuka dengan memenangkan hukum bagi orang yang bepergian” (Jalaludin Al-Mahali, Kanzu ar-Raghibin Syarh Minhaj at-Thalibin juz 2, hal. 161).

Sementara itu, dalam kitab Mughn al-Muhtaj juga dijelaskan sebagai berikut: وَلَوْ نَوَى وَسَافَرَ لَيْلًا، فَإِنْ جَاوَزَ قَبْلَ الْفَجْرِ مَا اُعْتُبِرَ مُجَاوَزَتُهُ فِي صَلَاةِ الْمُسَافِرِ أَفْطَرَ، وَإِلَّا فَلَا “Bila seseorang berniat puasa dan melakukan perjalanan pada malam hari, bila sebelum terbitnya fajar ia telah melewati batasan yang ditetapkan dalam bab shalatnya musafir maka ia boleh berbuka, bila tidak maka tidak boleh berbuka.” (Muhammad Khatib As-Syarbini, Mughn al-Muhtaj, juz 1, hal. 589).

Memilih waktu yang tepat untuk mudik dan menyiapkan bekal selama dalam perjalanan itu penting. Selain hal diatas tentu tidak kalah pentingnya adalah membekali kita dengan ilmu pengetahuan tentang tata cara ibadah dalam selama dalam perjalanan.



Ketua BPET MUI: Jakarta Jadi Episentrum Terorisme Demi Tarik Perhatian Dunia

Ketua Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Muhammad Syauqillah, menyampaikan bahwa Jakarta merupakan target terorisme internasional. Indeks risiko teror menempatkan DKI Jakarta sebagai wilayah yang sangat rentan dan berisiko terhadap aksi terrorisme. Salah satu penyebab Jakarta menjadi episentrum gerakan terorisme karena posisinya sebagai ibu kota negara.

“DKI menjadi episentrum dari aksi yang ada. Kalau misalnya aksi terorisme di Banten dai Serang, orang dari mancanegara tidak akan melihat. Tempat lain selain Jakarta tidak memicu terdengar sampai ke Mancanegara, ” ujar Syauqi saat memberikan materi Ngaji Kebangsaaan “Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme”, Rabu (27/04) di Aula Walikota Jakarta Barat, Jakarta.

Syauqi melanjutkan, aksi terorisme yang terjadi di Jakarta bisa dipandang meruntuhkan legitimasi negara. Alasan inilah yang membuat Ngaji Kebangsaan diselenggarakan pertama kali di Jakarta dan dimulai dari Jakarta Barat.

Dia mengatakan, kajian tentang terorisme dimulai dari Jakarta Barat sebagai simbol bahwa program ini dimulai dari bawah. Menurutnya, yang paling berperan penting dalam menangkal radikalisme, eskremisme, dan terorisme di lapangan adalah lingkup kabupaten/provinsi. Mereka menjadi bagian yang paling dekat dan efisien dalam menghalau potensi terorisme.

“Energi yang sudah dimiliki MUI ini perlu kita sebarkan kepada jamaah dan umat. Banyak kotak amal hari ini yang bertebaran tanpa jelas pengurusnya siapa, aliran dananya ke mana. Sehingga penting untuk menyadarkan umat. Kami mungkin hanya bisa memberikan narasi, membangun wacana, namun yang bersentuhan langasung adalh teman-teman MUI di Provinsi maupun Kabupaten/Kota, ” ungkapnya. (Azhar)



Ini Surat Edaran Bersama Panduan Penyelenggaraan Idulfitri 1443 H

ini-surat-edaran-bersama-panduan-penyelenggaraan-idulfitri-1443-h

Makassar, muisulsel.com – Telah disampaikan Surat Edaran Bersama panduan penyelenggaraan Idulfitri Tahun 1443 H / 2022 M

Surat ditetapkan di Makassar pada tanggal 27 Maret 2022. Empa kepala lembaga yang bertanda tangan.

Mereka, Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Drs Khaeroni MSi, Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin Abduh Shafa Lc MA, dan Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr dr H Bachtiar Baso MKes.

Demikian surat edaran bersama yang dihimpun muisulsel.com dari MUI Sulsel, Jumat (29/4/22). (Irfan)

The post Ini Surat Edaran Bersama Panduan Penyelenggaraan Idulfitri 1443 H appeared first on MUI SULSEL.



Opini: Ikhlas dalam Menggapai Ridha Ilahi

opini:-ikhlas-dalam-menggapai-ridha-ilahi

Ikhlas dalam Menggapai Ridha Ilahi
Dr. Efa Rodiah Nur, MH
Dekan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung

 

Marhaban ya ramadhan, bulan penuh keberkahan. Ikhlas merupakan hal yang terpenting dalam ibadah kita, terlebih kita berada di bulan ramadhan, Allah menjanjikan kepada hambaNya untuk memperbanyak ibadah dan amal shalih, karena dengan keikhlasan kita dalam beribadah di bulan ramadhan ini, senantiasa akan terlihat kualitas amal ibadah kita, sah ataukah bathil. Ibadah di bulan ramadhan berbeda dengan ibadah di bulan bulan lainnya, Allah akan melipat gandakan segala kebaikan selama ramadhan.

Ikhlas adalah menjalankan segala sesuatu (ibadah) karena Allah semata dan bukan karena bisiskan atau pengaruh yang lainnya, sehingga ikhlas sering diibaratkan air putih yang jernih yang berada dalam gelas yang belum tercampur dengan kotoran atau noda setetespun, sehingga air tersebut terlihat jernih tanpa noda, begitulah gambaran keikhlasan kita dalam beribadah.

Sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Nawawi, ikhlas yaitu: “ikhlas yaitu mensucikan panca indra kita baik secara dhahir maupun batin dari akhlak buruk (yang dapat merusak ibadah kita)”.

Tujuan ibadah kita adalah menggapai metaqwaan kepada Allah Ta’ala, termasuk ibadah puasa yang jika kita jalani secara totalitas hanya mengharapkan ridhaNya.

Taqwa secara etimologi berasal dari kata ta, qaf, waw dan ya’. Pertama adalah Ta’ yang berasal dari kalimat tawadhu’, tawadhu’ adalah rendah diri dan tidak sombong, karena sesungguhnya kesombongan akan dengan mudah menghancurkan diri kita.

Kedua, adalah Qaf, yang berasal dari kalimat qona’ah, qonaah adalah menerima atas apa yang telah diberikan dan dianugrahkan oleh Allah swt.,

Ketiga, adalah Waw, yang berasal dari kalimat wara’, wara’ adalah meninggalkan hal-hal yang subhat, meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan meninggalkan sesuatu yang berlebihan.

Keempat adalah Ya’, yang berasal dari kalimat yaqin, yaqin merupakan bekal yang sangat penting untuk dapat mewujudkan tawadhu’, qana’ah, wara’ dan yaqin.

Taqwa secara terminology adalah sebagaiamna yang diungkapkan Umar bin Khattab ra.,
“Taqwa adalah takut kepada Allah yang maha Agung, dan mengamalkan apa-apa yang diturunkan Allah swt., dan ridha terhadap apa yang dianugrahkan Allah swt., dan dan mempersiapkan diri untuk menjelang hari diamna ia meninggalkan jagad raya ini”. Semoga kita senantiasa mampu menggapai ketaqwaan di bulan ramadhan ini sebagai bonus dari selama setu bulan penuh menjalani ujian melawan hawa nafsu, yang merupakan jihad terbesar dalam kehidupan, semoga keberkahan senantiasa menyertai kita, amin



MUI Gresik Dirikan Rumah Peduli Sesama

mui-gresik-dirikan-rumah-peduli-sesama

MUI JATIM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik saat ini memiliki lembaga baru. Lembaga ini nantinya akan berbasis untuk kegiatan sosial. Lembaga tersebut bernama Rumah Umat Peduli Sesama (RUPS) yang memiliki lima misi membantu anak yatim dan kaum duafa. Mashudi selaku pemilik sebelumnya, merasa terharu dan bangga menyerahkan rumah beserta bangunan seluas 185 meter persegi. Proses penyerahan tanah waqaf nantinya […]

Artikel MUI Gresik Dirikan Rumah Peduli Sesama pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Ketum MUI Sulsel Harap Rektor Unhas Bersinergi dengan Ulama

ketum-mui-sulsel-harap-rektor-unhas-bersinergi-dengan-ulama

Makassar, muisulsel.com –
Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin Abduh Shafa Lc MA berharap kepada rektor Unhas yang baru bersinergi dengan ulama.

AGH Nadjamuddin mengungkapkan harapannya tersebut saat menghadiri pelantikan Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc sebagai rektor Unhas periode 2022-2026, di Baruga AP Pettarani Unhas, Makassar, Rabu (27/4/2022).

“Sinergi terutama bidang pendidikan dan teknologi untuk kepentingan dakwah umat,” kata Anregurutta Nadjamuddin yang juga guru besar Unhas.

Baca juga: Sekum MUI Sulsel Pimpin Doa Pelantikan Rektor Unhas

Di sisi lain, AGH Nadjamuddin berharap kepada rektor baru agar lebih memajukan Unhas baik di nasional maupun internasional dengan prestasi akedemiknya.

Pelantikan Prof Dr Jamaluddin Jompa MSc sebagai rektor Universitas Hasanuddin periode 2022-2026 di Baruga AP Pettarani, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (27/4/22).

Jamaluddin menjabat rektor setelah masa jabatan Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA. Prof Dwia dua periode menakhodai Unhas sekaligus perempuan pertama yang terlama menjabat rektor Unhas. (Irfan)

The post Ketum MUI Sulsel Harap Rektor Unhas Bersinergi dengan Ulama appeared first on MUI SULSEL.



Opini: Menjaga Istiqamah Agar Menjadi Akhlak

opini:-menjaga-istiqamah-agar-menjadi-akhlak

Menjaga Istiqamah Agar Menjadi Akhlak
Dr. Siti Nurjannah, M.Ag
Rektor IAIN Metro

Marhaban ya ramadhan, bulan penuh keberkahan. Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai makhluk sempurna dengan sebaik-baiknya bentuk, dalam bahasa al Qur’an disebut “bi ahsani taqwiim” sebaik-baiknya bentuk tidak berarti sebaik-baiknya rupa, karena mungkin burung merak lebih indah, atau makhluk lain ciptaan Allah ada yang lebih indah dari manusia, namun manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk. Di antara kesempurnaan dari anugrah Allah kepada munusia adalah akal yang sehat, sebagai sarana untuk berfikir, juga di sisi lain Allah swt., menganugrahkan agama kepadanya sebagai obor agar akal dapat berfikir dengan sehat dan bermaslahat.

Di sisi lain, Allah swt., juga menganugrahkan hawa nafsu agar manusia memiliki keinginan, posisi nafsu ini berada di belakang otak, sehingga sering kali mempengaruhi dan menyetir otak, meskipun demikian, otak haruslah dapat mengendalikan nafsu dan bukan dikendalikannya, sebuah ungkapan bijak yang mengatakan, nafsu itu seperti halnya anak kecil yang sulit dilepaskan dengan ibunya, jika dia tidak dilatih untuk di sapih, maka dia akan selalu mengikuti ibunya, begitu juga nafsu jika tidak dilatih untuk dikendalikan, maka dia akan selalu mengendalikan kita.
Dalam konteks ibadah, istiqamah merupakan hal penting yang harus dilatih, dibiasakan dan dilestarikan, karena diajarkan oleh Rasulullah muhammad saw, “al istiqaamatu khairun min alfi karaamatin” Istiqomah adalah lebih baik dari seribu kemuliaan.

Kemaksiatan merupakan hal yang dapat mengancam istiqamah, sehingga dapat mengikis keimanan kita, yang kemudian iman dapat bertambah dengan ketaatan kepada allah swt, sebagaimana sabdanya, Iman seseorang akan bertambah dan akan berkurang dan bahkan hilang, yang dikatenakan amal baik atau amal buruknya. Taat kepada allah swt., berarti menjalankan segala yang diperintahkan Allah swt., dengan penuh ketulusan, keikhlasan dan istiqamah serta tawakkal kepada allah swt., sedangkan berkurangnya ketika manusia melupakan Allah dan bahkan mentaati syaithan, yang mana syaithan akan selalu mengendalikan hawa nafsu kita untuk digiring kearah kemaksiatan dan kemudharatan dan menjerumuskan pada lembah hitam yang dapat merusak hati untuk beristiqamah.

Pada bulan yang suci ini, kita telah berlatih istiqamah selama ramadhan, dengan modal iman. Istiqamah yang kita lakukan akan senantiasa membekas pada setiap insan yang beriman, baik shalat malamnya, tadarrusnya, amal sunah lainnya selama ramadhan seharus benar benar menancap pada relung relung sanubari kita, sehingga selepas ramadhan kita masih istiqamah me jalankan segala yang melekat kepada kita, dan itulah hakekat kataqwaan yang kita dapatkan selama ramadhan. Semoga kita semua dalam naungan ramadhan penuh keberkahan.amin



Ajip Rosidi di Mata Tokoh: Bukan Sastrawan Biasa dan Pemikir Islam Luar Biasa

JAKARTA—Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kembali menggelar kajian mengenai tokoh sastrawan, budaya dan Islam. Sebelumnya LSBPI MUI telah mengkaji tokoh Minang Buya Hamka dan KH Sahal Mahfudz yang berasal dari Pati, Jawa Tengah.

Kali ini, LSBPI MUI mengkaji sosok asal Sunda Ajip Rosidi, yang dikenal dengan sebutan kang Aip. Anggota LSBPI MUI, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, mengatakan bahwa sosok Kang Aip merupakan seorang pemikir Islam yang luar biasa dan bukan sastrawan biasa.

‘’Tokoh unik, umum dikenal sastrawan dekat dengan Gerakan Islam sangat kental seperti Pak Nasir, penggerak korps mubaligh Bandung, bukan hanya sekadar sastrawan biasa,’’ kata pria yang juga Ketua PP Persis Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan, dikutip MUIDigital, Senin (25/4).

Tiar mengenang sosok Kang Aip sebagai penulis biografi M.Natsir yang sangat luar biasa. Dia juga menilai, sosok Kang Aip merupakan sastrawan yang genius dan brilian yang pernah dimiliki oleh Indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, Wildan Hasan menceritakan awal perkenalannya dengan Kang Aip saat membaca karyanya yang menulis biografi tentang M. Natsir. Padahal, beliau lahir dan tinggal belasan tahun di Majalengka, Jawa Barat, yang menjadi daerah asal Kang Aip.

Menurutnya, hal ini menjadi ironi dan permasalahan pada generasi sekarang yang kurang mengenal sejarah dengan tokoh daerah.

‘’Problem generasi sekarang terkait hubungan intelektual hubungan sejarah dengan tokoh bersejarah ini,’’ ujarnya.

Meskipun sekarang ini, ia telah membaca dan mengoleksi beberapa buku karya Kang Aip Rosidi di antaranya Hidup Tanpa Ijazah, Lekra Bagian dari PKI, Surat-surat ti Jepang, Haji Hasan Jeung Karya-karyana, dan Budak Sunda dan Harimau Sunda. Bahkan, ia berencana membuat rumah kebudayaan Kang Aip di Majalengka.

Sastrawan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Mochammad Irfan menilai, sosok Kang Aip memiliki puisi naratif yang luar biasa, terutama tentang kebobrokan masyarakat dan aparatnya.

’’Puisi naratif Kang Aip luar biasa tentang kebobrokan masyarakat. Perminitif mulai dari masyarakat dan aparatnya, mulai dari budaya koropsi,’’ tuturnya.

Selain itu, Kang Aip juga dinilai sebagai seorang yang sangat berintegtitas dalam kejujuran, terutama terkait dengan plagiasi. Mochammad Irfan yang bertemu dengan Kang Aip saat disertasi ini melihat Kang Aip begitu ekpresif.

Ia juga penggemar hasil karya Kang Aip. Salah satunya novel yang ditulis oleh Kang Aip tentang Perjalanan Penganten. Menurutnya, novel ini sangat bagus karena seperti auto biografi tetapi dalam bentuk novel. (Sadam Al Ghifary/Angga)



Kapan Waktu Doa Paling Mudah Terkabul?

TANYA, muisulsel.com – Assalamu ‘alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh
Saya ingin menanyakan perihal, kapan waktunya doa dterima, dan dikabulkan oleh Allah Subhana wataala

Oleh warga 0813435166xxxx

JAWABAN:

Seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, kapankah doa itu paling diijabah, Rasulullah SAW menjawab:
Di akhir tengah malam begitu pula setiap selesai salat salat fardu, doa diijabah oleh Allah SWT pada beberapa kriteria:

1. Pada saat berada pada tempat-tempat tertentu seperti di Multazam, Hijir Ismail, di Padang Arafah dan Mina, serta di Masyair Haram

2. Pada waktu waktu ijabah yaitu sepertiga malam, Jumat saat khutbah hingga usai, saat datang bulan Ramdhan, malam Idulfitri, Iduladha, 10 malam di awal Zulhijjah dan hari hari kemenagan Nabi seperti 10 Muharram dan lain-lain

3. Pada saat saat kondisi manusia terdesak seperti saat musafir, saat dianiaya, saat selesai menjalankan amal saleh, buka puasa, zakat, sedekah dan baca Alquran maka doa terkabulkan

Jelang buka puasa di Masjid Al Markaz Al Islami M Jusuf, Jl Masjid Raya, Makassar, Kamis (28/4/22). Panitia masjid terbesar Makassar menyediakan menu buka puasa berupa masi dos untuk ratusan warga. Tiap jelang buka, penitia juga menyuguhkan siraman rohamo berupa ceramah islamiyah. [Dok. Ile Mangenre]

4. Pada kondisi kondisi tertentu yg ditetapkan Nabi sebagai kondisi ijabah seperti saat sujud

وأقرب ما يكون العبد إلى ربه وهو ساجد فأكثروا الدعاء
Atau saat sepi bangun tersendiri mendoakan orang lain

دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجاب
Dan yang lainnya adalah di saat mengingat amal amal sholeh yang pernah dikerjakan lalu dijadikan wasilah /hal andalan mendekatkan diri kepada Allah seperti habis beri bantuan atau menolong atau melakukan kewajiban kepada sesama manusia maka boleh berdoa dengan menyebut amal sholeh sebagai wasilah.

Allah berfirman Surah Al-Maidah ayat 35:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya

The post Kapan Waktu Doa Paling Mudah Terkabul? appeared first on MUI SULSEL.



Ketua Badan Kesehatan MUI Jatim Jelas Lima Elemen Kesehatan

ketua-badan-kesehatan-mui-jatim-jelas-lima-elemen-kesehatan

Djoko Santoso, ketua Badan Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim menjelaskan terkait pentingnya hidup sehat. Hal itu ia sampaikan saat mengisi kajian menjelang buka puasa di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Rabu, (28/04/2022) sore. Menurut Djoko, sehat yang dimaksud adalah dalam lima elemen. Pertama adalah sehat jasmani, pasalnya hidup di dunia memerlukan fisik yang kaut. Sehat […]

Artikel Ketua Badan Kesehatan MUI Jatim Jelas Lima Elemen Kesehatan pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Opini: Menjaga Protokol Kesehatan Saat Mudik

opini:-menjaga-protokol-kesehatan-saat-mudik

Menjaga Protokol Kesehatan Saat Mudik
Prof. Wan Jamaluddin, M.Ag., P.hD
(Rektor UIN Raden Intan Lampung)

Mudik adalah nama lain dari pulang kampung, kegiatan mudik merupakan event penting yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Islam di Indonesia, yang merupakan sebuah tradisi unik, dikatakan unik karena tidak terjadi di negara-negara lain. Ada kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri yang dirasakan oleh masyarakat muslim Indonesia ketika pada bulan ramadhan atau menjelang lebaran Idul Fitri, yaitu umumnya pada sepuluh terakhir bulan ramadhan, walaupun sebagian di awal dan pertengahan ramadhan.

Salah satu hal penting yang dinantikan pada saat mudik adalah dapat berkumpul dengan keluarga, baik kedua orang tua maupun sanak famili, bersilaturahim dan bercengkrama setelah setahun lamanya beraktivitas masing-masing, dan pada saat intulah dapat meluangkan waktu menunaikan ibadah puasa dan lebaran di kampung halaman, bersama orang tua dan keluarga serta kerabat dekat demi menyambung tali silaturahmi yang selama satu tahun penuh tidak terjalin.

Kemeriahan mudik sering membuat masyarakat kita senang walaupun terkadang harus antri di jalan, biaya ongkos mahal, namun semua itu terasa ringan dengan spirit rindu dan ingin senantiasa berjumpa dengan keluarga, hal tersebut bagian dari berkah ramadhan dapat terlaksana dengan rasa cinta, sehingga apapun caranya dapat dilakukan asalkan bisa mudik. Mudik pada tahun ini tentunya lebih meriah dibandingkan dua tahun sebelumnya pada saat musim corona yang menjadikan umat muslim sulit untuk melakukan pulang kampung.

Idul Fitri adalah hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh lamanya, ketika Idul Fitri tiba, umat Islam mengadakan acara yang sangat unik, yaitu silaturahim, yang istilah ini sering disebut Sungkem kepada kedua orang tua yang masih ada dan sanak keluarga lainnya, namun ketika sudah tiada, mereka menyempatkan waktunya untuk berziarah ke Makam dan berdoa bersama atau dilaksanakan dengan sendiri-sendiri.

Istilah silaturahim pada awal masuknya Islam ke Indonesia agak begitu sulit di ucapkan, kemudian KH. Wahab Chasbullah diberi nama halal bi halal yang kemudia istilah ini popular sampai hari ini. Halal bi halal adalah sebuah tradisi di masyarakat kita yang merupakan media untuk bersilaturahmi, halal bi halal berasal dari kata halal yang artinya lepas dari dosa. Sehingga istilah ini digunakan untuk menyambung tali silaturahim sering juga disebut bersal dari kalimat thalabul halal bi thariqi al- halal, yaitu meminta mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan  hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Sehingga istilah halal bi halal sebagai sarana untuk saling bermaafan.

Istilah halal bi halal memang hanya sebuah tradisi baik dan mulia di Indonesia, yang tidak ada dasarnya dalam al-Qur’an dan al-Sunah dan tidak ada pelaksanaannya di Negara-negara lain. Unik memang hal ini, dan inilah merupakan sebuah tradisi Islam yang ada di Indonesia.

Jika kehidupan ini ibarat benang yang selama ini tidak jelas ujungnya karena saking banyaknya alur kemudian menjadi kusut, maka sejatinya halal bi halal adalah  merajut kembali benang yang sudah kusut dan nyaris sulit diselesaikan. Jika ada kesalahan yang terjadi dan belum termaafkan karena sebuah kesalahan atau khilaf, maka saat itulah bertemu, duduk bersama untuk bemaafan, bercerita dan saling tabayyun.

Walaupun tradisi mudik pada lebaran kali ini ramai kembali, namun kita harus tetap menjaga protokol kesehatan, agar Allah senantiasa memberikan kesehatan dan keselamatan, karena suatu tujuan yang baik yaitu menjalin tali silaturahmi dengan keluarga, jika dijalani dengan cara yang baik dan mengikuti aturan yang baik, insyallah akan menjadi yang terbaik, semoga Allah meridhai.



Ingatlah Peran Manusia Pemelihara Lingkungan

ingatlah-peran-manusia-pemelihara-lingkungan

Oleh:
Sekretaris Bidang Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Sulsel Letkol Sus Husban Abady MHi

Manusia sebagai khalifah di muka bumi diberikan tugas oleh Allah SWT untuk memakmurkan bumi, manusia harus mampu memberikan keselarasan dunia dan akhirat, karena manusia adalah makhluk sosial yang bersentuhan dengan makhluk lain yang ada di sekitarnya.

Walaupun bumi ini diciptakan untuk tempat hidup manusia, namun bukan berarti manusia bisa semena-mena dalam memperlakukan alam ini, manusia wajib memperhatikan rambu-rambu yang tercantum dalam Alquran dan sunah.

Prinsip tauhid, amanah, islah, rahmah, iqtisad, ri’ayah, hirasah, hafazah, dan lain-lainnya merupakan prinsip-prinsip yang harus selalu melekat pada diri manusia dalam berinteraksi dengan alam ini.

Dalam konteks pemeliharaan lingkungan, Allah SWT telah memperingatkan manusia sesuai dengan firman-Nya dalam Alquran Surah Ar-Rum ayat 41, yang artinya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat ini memberikan informasi kepada kita bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, karena mereka tidak memperhatikan pesan atau peringatan Allah dalam berinteraksi dengan alam, mereka bebas menebang pohon, menimbung tempat peresapan air kemudian mendirikan bangunan yang menjulang tinggi, mengeruk tanah dengan bebas, mendirikan bangunan di aliran sungai, semua itu dilakukan tanpa memperhitungkan efek negatif yang akan ditimbulkan seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, penyumbatan dan penyempitan aliran sungai serta bencana-bencana lainnya.

Pemeliharaan lingkungan bukan hanya untuk kepentingan manusia itu sendiri tetapi juga untuk kepentingan makhluk lain, tidak ada kehidupan di dunia ini tanpa adanya saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, karena sejak awal penciptaan manusia sudah menggantungkan dirinya pada satu sama lain, bila terjadi gangguan yang luar biasa terhadap salah satunya, maka makhluk yang berada dalam lingkungan hidup tersebut akan ikut juga terganggu. Di sinilah perlunya keseimbangan.

Sebagaimana alam ini diciptakan dengan seimbang oleh Allah SWT maka sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk menciptakan keseimbangan alam ini, sesuai dengan firman Allah SWT., dalam Al Qur’an Surah Al-Hijr ayat 19, yang artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung, serta Kami tumbuhkan di tanah segala sesuatu menurut ukuran.”

Maka sungguh perbuatan yang amat tercelah bila manusia berbuat semena-mena di muka bumi ini, sehingga menimbulkan kerusakan di dalamnya, betapa rendah moral seseorang jika diberi sesuatu hanya sekedar menikmatinya saja, tetapi selanjutnya dia tidak memeliharanya.

Kita harus menyadari bahwa dunia yang terdiri atas tanah, air, laut, gunung, bukit, lembah dan segala isinya itu, bukanlah untuk kepentingan manusia saja, tetapi juga untuk kepentingan makhluk lain, terutama yang nampak di alam syahadah.

Keindahan alam sudah mulai memudar dengan adanya krisis lingkungan global, hal ini terjadi karena adanya kerusakan lingkungan beserta ekosistemnya, ketika ekosistem ini rusak, maka akan menyebabkan kerusakan sistem lainnya, maka perlu kita jaga agar ekosistem ini sebagai tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan yang utuh dan menyeluruh serta saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas lingkungan hidup.

Baca juga: Ketum MUI Sulsel Harap Rektor Unhas Bersinergi dengan Ulama

Baca juga: MUI Sulsel Tanggapi Ulah Rentenir Tahan Jenazah: Itu Dosa!

Demikian risalah dakwah Ustaz Husban Abady ketika tampil sebagai penceramah tarwih malam ke-24 Ramadan 1443 Hijriah, di Masjid Wahyu Jl Salemo, Kota Makassar (25/4/2022). (Irfan)

Sekretaris Bidang Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Sulsel Letkol Sus Husban Abady MHi. 

The post Ingatlah Peran Manusia Pemelihara Lingkungan appeared first on MUI SULSEL.



Ketua MUI Bali Apresiasi Rencana Pembangunan Kantor MUI Jembrana

ketua-mui-bali-apresiasi-rencana-pembangunan-kantor-mui-jembrana

Diterima di Mushola Al-Ukhuwah Loloan Timur, Ketua MUI Provinsi Bali Apresiasi Rencana Pembangunan Kantor MUI Jembrana

Etape Safari Ramadhan 1443 H MUI Provinsi Bali ke MUI Kabupaten/Kota se-Bali berakhir di MUI Buleleng dan MUI Jembrana, Selasa (26/4).

Dalam kunjungan ke Jembrana, rombongan MUI Bali terdiri dari Ketua Umum Drs. H. Mahrusun Hadyono, M.Pd.I., Sekretaris Jumari, serta Tim Sekretariat Eko Tugas Pribadi, LPLH Adrid Indaryanto, dan LPPOM Subiyantoro.

Rombongan diterima oleh Ketua MUI Jembrana H. Tafsil, Lc., M.Pd.I., Sekretaris H. Fathul Bari, S.Ag. beserta jajaran pengurus termasuk tokoh-tokoh Islam setempat, di Musholla Al-Ukhuwah, Loloan Timur Negara, Jembrana.

Dalam kata sambutannya, Ketua MUI Jembrana H. Tafsil menyampaikan, “Syukur Alhamdulillah, Bupati Jembrana sangat memperhatikan dan banyak membantu umat Islam Jembrana. Selama Ramadhan ini, Bupati juga melaksanakan kunjungan ke masjid-masjid, dan memberikan bantuan finansial.”

Lebih lanjut, H. Tafsil menginformasikan bahwa sudah ada rencana pembangunan gedung dengan desain Ka’bah, yang nantinya akan digunakan sebagai kantor bersama; MUI, DMI dan BWI Jembrana. “Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada giat Raker yang diagendakan setelah acara Pengukuhan Pengurus MUI Jembrana, in syaa Allah setelah Lebaran ‘Idul Fitri 1443 H,” demikian penjelasan H. Tafsil.

Juga, tindaklanjut program bidang perkebunan dan pertanian sebagai inkubasi pemberdayaan ekonomi umat Jembrana yang sudah berhasil dirintis oleh Ketuanya Bpk. Yunani. Sebelum acara di Mushola Al-Ukhuwah, Tim MUI Bali terlebih dahulu diterima dan diajak mengelilingi Green House yang berorientasi ekspor untuk program bidang perkebunan tersebut.

Sementara pada sesi pengarahan, Ketua MUI Bali H. Mahrusun Hadyono diantaranya menyampaikan, “Kami sangat mengapresiasi rencana pembangunan gedung Kantor MUI Kabupaten Jembrana. Dan, semoga segera dapat diwujudkan.”

Hingga saat ini, seluruh MUI Kabupaten/Kota se-Bali belum ada yang memiliki kantor sendiri. Untuk sementara, ada yang misalnya berkantor dengan memanfaatkan ruangan di suatu masjid. Tapi ketika timbul masalah dengan pengurus atau jamaah masjid, akhirnya MUI yang harus repot berpindah-pindah kantor.

“Masyarakat seringkali mengalami kesulitan mencari Kantor MUI Kabupaten/Kota di Bali. Sementara persoalan umat kekinian yang akan dimintakan konsultasi ke MUI sangat banyak dan mendesak,” demikian ungkapan keprihatinan H. Mahrusun.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa selain sebagai Shodiqul Hukumah (mitra kritis pemerintah), Pengurus MUI juga harus teguh dan berkomitmen untuk menjalankan peran sebagai Khodimul Ummah (Pelayan Umat). Maka, sudah seharusnya dan sangat mendesak terutama bagi seluruh pengurus untuk bersungguh-sungguh memikirkan dan mewujudkan adanya Kantor MUI di setiap kabupaten/kota.
(Kontributor: AI/JM)

The post Ketua MUI Bali Apresiasi Rencana Pembangunan Kantor MUI Jembrana appeared first on MUI BALI.



MUI Sulsel Tanggapi Ulah Rentenir Tahan Jenazah: Itu Dosa!

mui-sulsel-tanggapi-ulah-rentenir-tahan-jenazah:-itu-dosa!

Makassar, muisulsel.com – Sekretaris MUI Sulsel Dr Muammar Bakry Lc MA mengatakan, tidak boleh warga menghalangi prosesi jenazah seseorang dengan dalih jenazah belum melunasi utang atau meninggalkan utang.

Perkataan Muammar terkait kasus rentenir menahan jenazah yang meninggalkan utang, di Dusun Bontoloe, Desa Bontoloe, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel, Senin (25/4/22).

Muammar Bakry yang juga dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar menyampaikan tanggapannya kepada muisulsel.com, Rabu (27/4/22), via sambungan telepon sebagai berikut.

Untuk kasus jenazah yang ditahan oleh rentenir, pertama menjadi perhatian bagi orang yang hidup kalau punya hutang hendaknya menulis semacam wasiat kepada ahli warisnya bahwa dia memiliki utang mungkin juga memiliki piutang. Sehingga, menjadi perhatian ahli waris untuk menebusnya.

Kedua, orang hidup yang punya utang hendaknya memang untuk dibayar, ditebus dan sedapat mungkin. Kalaupun harus terdesak kita berutang, hindari rentenir.

Kemudian menjadi perhatian orang yang hidup itu, kiranya tidak meninggalkan utang karena memang ada riwayat Nabi itu tidak mensalati seseorang karena memiliki utang.

Jadi, utang itu memang harus ditebus, harus dibayar karena itu nanti menghalangi proses seseorang di akhirat.

Nah, bagi orang yang memberikan utang, yang punya piutang, ini juga menjadi perhatian untuk bersikap manusiawi. Tidaklah wajar kalau orang sudah mati, masih ditahan proses jenazahnya.

Karena itu, kalau ini bisa merusak atau mengganggu prosesi jenazah dan membahayakan jasad jenazah maka orang seperti ini (pemberi utang yang menahan jenazah) dianggap berdosa, haram hukumnya.

Karena itu, orang yang memberi utang ini, orang yang punya piutang dalam beberapa riwayat hadis nabi, misalnya pemberi utang diberi tempat istimewa kelak di akhirat karena membebaskan utang seseorang atau meringankan utang seseorang.

Sehingga diharapkan itu tidak, kalau bisa dimaafkan atau dibebaskan itu akan lebih baik. Nah, kalau ternyata yang memberi utang itu bersikeras, maka di sinilah pihak pemerintah turut campur menyelesaikan kasus ini. Misalnya, pihak Baznas turun tangan setelah berkordinasi dengan pemerintah setempat termasuk dengan pihak keamanan.

Informasi yang dihimpun muisulsel.com dari laman tvonenews.com, rentenir inisial DN bersikeras melarang mayat RDS (39) dimandikan karena utang RDS kepada DN senilai Rp 2 juta belum dibayar.

DN menagih RB (istri almarhum RDS) yang juga sepupu DN. Masalah reda setelah ponakan almarhum datang menebus utang jenazah. (Irfan)

The post MUI Sulsel Tanggapi Ulah Rentenir Tahan Jenazah: Itu Dosa! appeared first on MUI SULSEL.