All posts by Admin

HIKMAH HALAQAH: Kisah Sang Pelayan Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud

hikmah-halaqah:-kisah-sang-pelayan-nabi,-abdullah-ibnu-mas’ud

Makassar, muisulsel.com – Allah swt menurunkan al Quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai bekal petunjuk bagi umatnya dari zaman ke zaman hingga hari kiamat nanti, sehingga umat Islam dapat ikut berkembang dan mengikuti kemajuan zaman.

Dalam menyiarkan agama Islam, Nabi saw mempunyai banyak sahabat dan salah satu sahabat Nabi yang sangat dekat adalah Abdullah Ibnu Mas’ud. Ia adalah Khadimul Nabi atau pelayan nabi dan juga adalah sahabat yang pertama kali menjaharkan al Quran setelah Nabi.

Masa kecil Ibnu Mas’ud ini tidaklah istimewa. Ia tergolong orang yang kurang mampu sehingga dia bekerja menjadi seorang penggembala kambing dan membuatnya kurang bergaul di kota Makkah hingga Ibnu Mas’ud masuk Islam. Hal inilah yang membuat ia menjadi pelayan Nabi sejak ia masih kecil hingga wafatnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

Abdullah Ibnu Mas’ud mendapatkan beberapa keistimewaan di dalam Islam, di antaranya adalah ia menjadi sumber rujukan Qira’at atau bacaan al Quran dan ia juga menjadi salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi saw.

Sebuah peristiwa istimewa yang terjadi pada Ibnu Mas’ud saat ia masih kecil dan peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal Ibnu Mas’ud masuk Islam, Peristiwa apakah tersebut ? Simak selengkapnya dalam tayangan ini. (NAP)

 

 

 

The post HIKMAH HALAQAH: Kisah Sang Pelayan Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud appeared first on MUI Sul Sel.



Sosialisasi Akreditasi MUI Jatim Perdana Digelar di Kediri

sosialisasi-akreditasi-mui-jatim-perdana-digelar-di-kediri

Kediri, MUIJatim.or.id Sosialisasi Akreditasi MUI kabupaten/kota se-Jatim pertama dilakukan di Korwil Kediri bertempat di Hotel Grand Surya Kediri, Ahad (25/09/2022). Acara dibuka oleh Dr. KH. M. Roziqi, MM yang menyampaikan bahwa di era digital seperti sekarang ini MUI perlu memiliki big data untuk memperkuat manajemen organisasinya. “MUI perlu memiliki big data untuk memperkuat manajemen organisasi. […]

Artikel Sosialisasi Akreditasi MUI Jatim Perdana Digelar di Kediri pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



MUI Sulsel Rapat Festival Budaya Antar Agama

mui-sulsel-rapat-festival-budaya-antar-agama

Makassar, muisulsel.com – Indonesia dikenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki makna berbeda-beda tapi satu. Itulah yang membuat Indonesia bisa menggapai kemerdekaan saat ini.

Pada kesempatan kali ini, MUI Sulsel Bidang Hubungan Antar Umat Beragama (HAUB) akan mengadakan festival budaya pembawa agama masing-masing dengan mengusung tema “Saling Mengenal, Saling Memahami, Saling Menghargai”.

Untuk menindaklanjuti kegiatan festival budaya ini, MUI Sulsel bidang HAUB mengundang para pimpinan majelis agama guna membahas apa saja yang akan dipentaskan pada festival budaya tersebut. Sabtu (01/10/2022).

Sekretaris Komisi HAUB Drs. KH. Hasid Hasan, MA (berkopiah) memimpin rapat antar majelis agama di kantor MUI Sulsel

Prof. Dr. H. Wahyudin Naro, M.Hum mengawali rapat pimpinan majelis beragama mengatakan, “Masing-masing agama silakan mempersembahkan apa yang menjadi budaya-budaya pada agamanya. Misalnya umat muslim terdapat Maulid Nabi, di mana telur sebagai simbol kegiatan tersebut. Telur-telur itu dihias dan diwarnai sedemikian rupa agar menarik tampilannya. Pada umat Kristen ada istilah telur Paskah, nah ini sama-sama telur yang berarti ada kesamaan dalam budaya,” tuturnya.

Ia pun menambahkan bahwa jika festival ini terlaksana, ini akan menjadi yang pertama untuk umat yang berbeda agama membuat sebuah kegiatan bersama dalam festival budaya agama. “Ini bisa jadi yang pertama yang belum pernah terjadi sebelumnya bahkan di Indonesia,” ungkap Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar.

Kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa inilah Indonesia yang harmonis dengan agama yang berbeda-beda.

Pengurus MUI Sulsel (Berkopiah) foto bersama dengan Pengurus Agama lainnya usai rapat

Prof. Wahyudin Naro mengharapkan bahwa sekiranya para tamu undangan yang hadir dalam rapat saat setelah kembali ke tempat masing-masing nanti dapat mendiskusikan tentang kegiatan ini dan apa yang akan ditampilkan pada festival budaya nanti.

Turut hadir dalam rapat tersebut selain dari Ketua Bidang Komisi HAUB bersama beberapa anggota bidang, jg dihadiri dari perwakilan agama Buddha yakni A.Teddy Lira, SE, dan Jonathan Yuen dari Permabudhi Sulsel, Pendeta Yohanis Intris dari Persatuan Gereja sulselbara dan Pastur Albert Arina dari Keuskupan Agung Makassar. (NAP)

The post MUI Sulsel Rapat Festival Budaya Antar Agama appeared first on MUI Sul Sel.



Komdak MUI Gelar Penguatan Dakwah Islam Wasathiyah di DKM Masjid Kampus

BANDUNG— Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan kegiatan pembekalan bagi pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) kampus di Kota Bandung.

Kegiatan yang berlangsung pada Senin (3/10/2022) ini digelar di Universitas Islam Negeri Bandung bekerja sama dengan Komisi Dakwah MUI Kota Bandung.

Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, mengatakan kedudukan DKM dalam berdakwah sangat strategis.

“Karena DKM adalah penyelenggara dakwah yang dapat menentukan siapa dai yang diundang dan apa topiknya,” kata kiai Zubaidi dalam keterangannya yang diterima MUIDigital, Rabu (5/10/2022).

Kiai Zubaidi mengungkapkan, persoalan dalam berdakwah selama ini adalah adanya dai yang menyampaikan dakwah dengan nada yang keras, tidak santun dan bermuatan provokatif.

Bahkan, kata dia, ada juga dai yang membuat konten dakwahnya untuk melemahkan NKRI dan Pancasila.

“Maka bagi DKM Kampus mudah saja menyetop dakwah model seperti ini dengan cara mengganti dainya dengan dai yang Wasathiyah,” jelasnya.

Oleh karenanya, kiai Zubaidi menilai bahwa pentingnya para DKM Kampus ini memiliki pemahaman mengenai konsep dakwah Islam Wasathiyah.

“Sehingga dapat menyelenggarakan dakwah di masjid kampus dengan dakwah yang wasathiyah, yang akan mencerahkan dan meningkatkan pemahaman agama para mahasiswa dan semua civitas akademika, mengokohkan NKRI dan Pancasila,” kata dia

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Islam Wasathiyah yang digaungkan MUI sejak selesai Munas di Surabaya tahun 2015 ini merupakan jihad dakwah.

Dia juga menyebut sepuluh poin penting dalam Islam Wasathiyah agar penafsirannya tidak berbeda-beda. “Tahun ini merupakan start point dalam meneruskan jihad dakwah berdasarkan Islam Wasathiyah tersebut. Dalam jihad tersebut, agar penafsirannya tidak berbeda-beda, ada 10 karakter jihad tersebut,” ujarnya.

Dia mengungkapkan sepuluh poin penting dalam karakteristik Islam Wasathiyah yaitu sebagai berikut tawaauth (mengambil jalan tengah), tawazun (berkesinambungan), i’tidal (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi), musawah (egaliter non diskriminatif), syura (musyawarah), islah (reformasi), awlawiyah (mendahulukan yang prioritas), tathawwur wa ibtikar (dinamis, kreatif, dan inovatif), dan tahaddhur (berkeadaban). (Sadam, ed: Nashih)



Rumah UMKM Halal Hub Wakaf MUI Mulai Ekspor Komoditas ke Arab Saudi

JAKARTA— Rumah UMKM yang dibangun Lembaga Wakaf MUI di Sidoarjo, Jawa Timur, mengekspor hasil produksi sebanyak 6 ton yang bernilai 1 juta Dollar AS ke Arab Saudi.
Pelepasan ekspor tersebut dilakukan secara simbolik dengan pemecahan kendi oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, pada Sabtu (1/10/2022) lalu di Kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

“Total ekspor kami sebanyak 5 kontainer dan hasil yang diproduksi dari UMKM Halal Hub Sidoarjo sebanyak 6 ton,” kata CEO Goorita, Juwono Wicaksono, dalam keterangannya, kepada MUIDigital, Rabu (5/10/2022).

Lembaga Wakaf MUI menggandeng platform digital Goorita sebagai manajemennya yang sudah berpengalaman dalam pengelolaan produk ekspor, hingga pemasaran ke luar negeri.

Produk UMKM yang diproduksi dan dikemas di rumah UMKM Halal Hub Wakaf MUI ini antara lain tepung beras, tepung singkong, dan tepung ubi.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengapresiasi upaya yang dilakukan Goorita.

Zulkifli berharap, UMKM Halal Hub dapat menjadi katalisator bagi UMKM di Indonesia.
“Sehingga dapat lebih berperan di pasar internasional dan secara khusus juga dapat mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia,” kata Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum PAN ini.

Pada kesempatan ini, Ketua MUI Bidang Ekonomi, Lukmanul Hakim, berharap UMKM Halal Hub ini dapat membantu produk UMKM Jakarta agar naik kelas.

Selain itu, kata Lukman, diharapkan menjadi daerah percontohan dalam mengembangkan produk halal di daerah menuju pasar global.
“Sehingga, mewujudkan Indonesia menjadi negara produsen halal nomor satu dunia,” ujarnya.

Lukman mengatakan, UMKM Halal Hub memang disiapkan untuk mendukung Indonesia menjadi pusat industri halal dunia 2024.

Halal Hub didirikan para pelaku usaha ekspor berbasis platform digital dan dicanangkan oleh Wakil Presiden RI KH Maruf Amin pada Januari 2022 lalu.

“UMKM Halal Hub juga diharapkan menjadi hamzah washal atau (penjamin komoditas) yang bisa mengakselerasi hilirisasi produk pertanian, perkebunan, keluatan serta produk kreatif daerah. Sehingga menjadi produk yang bisa dipasarkan secara global,” kata Lukman yang juga staff khusus Wakil presiden ini.

Dalam pelepasan ini hadir Direktur Eksekutif DEKS Bank Indonesia Arief Hartawan, Sekjen Kemendag Suhanto, Dirjen Pengembangan Ekspor Kemendag Didi Sumedi, serta Konjen Jeddah KBRI Eko Hartono dan ITPC Jeddah Muhammad Rivai Abbas. (Sadam, ed: Nashih)



ISEF 2022, Kiai Marsudi Syuhud: Kemudahan Transaksi Digital Harus Memperhatikan Ketentuan Syariah

JAKARTA – Kemajuan teknologi memudahkan banyak hal termasuk transaksi keuangan. Transaksi yang dulunya memakan waktu lama kini tinggal hitungan detik dalam sekali klik. Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, mengingatkan agar segala kemudahan yang ditawarkan dunia digital tersebut tidak lantas membuat kita mengabaikan aspek kesyariahan di dalamnya.

“Banyaknya kemudahan di era digital, seperti pembayaran sekali klik, tetap harus kita awasi agar ketentuan-ketentuan di dalamnya tidak menyimpang dari hukum-hukum syariah,” ujarya saat membuka International Fiqh Contemporary Transaction in Digital Finance from Islamic Jurisprudence Perspective, Rabu (5/10/2022) di Jakarta.

Dalam kegiatan yang menjadi bagian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022 itu, Kiai Marsudi memaparkan, perkembangan teknologi yang drastis bisa memicu terjadinya perubahan hukum. Hal itu, kata dia, sesuai dengan kaidah al-Jam’u baina ats-Tsabat wa at-Tathawwur. Bagaimana hukum syariah tetap relevan dengan permasalahan yang terus menerus berkembang dan berubah begitu cepat.

Dia menyebut, transaksi digital yang memudahkan dan cepat itu juga berimbas pada ekonomi syariah. Menurutnya, ekonomi syariah berbasis hukum ketetapan Allah SWT yang disatukan dengan perubahan zaman.

“Penggunaan transaksi secara digital dewasa ini tidak bisa dihindarkan. Karena zaman yang terus berkembang, transaksi dapat pula dilakukan hanya dengan sekali klik,” kata Kiai Marsudi

Kiai Marsyudi menyebut, kurang pahamnya konsumen terhadap mekanisme transaksi digital membuat adanya potensi kecurangan yang merugikan konsumen. Selain itu, ketidakpahman konsumen terhadap mekanisme transaksi juga membuatnya tidak paham akad apa yang digunakan dalam melakukan transaksi.

“Semakin mudahnya masyarakat mengakses Internet dan tidak bertemunya para pihak secara langsung, memungkinkan konsumen yang hendak memesan produk bisa saja sekedar iseng atau terjadi penipuan identitas konsumen atau bahkan produsen,” ujarnya.

Masalah seperti ini, ujar dia, dihadapi oleh konsumen muslim di berbagai belahan dunia. Hal seperti ini tentu saja tidak bisa dihindarkan dari perjalanan arus ekonomi global. (Isyatami Aulia/Azhar)



Sekum MUI Jatim: Ikuti Agenda Akreditasi MUI se-Jatim untuk Peningkatan Kinerja

sekum-mui-jatim:-ikuti-agenda-akreditasi-mui-se-jatim-untuk-peningkatan-kinerja

Surabaya, MUIJatim.or.id Program akreditasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dimaksudkan untuk maju bersama dalam melayani umat dan sebagai mitra pemerintah. Merespons hal tersebut, Prof Akh Muzakki, M.Ag, Grad.Dip.SEA,M.Phil, Ph.D. Sekretaris Umum MUI Jawa Timur mengatakan bahwa akreditasi ini penting dilakukan untuk menjamin mutu pekerjaan. “MUI adalah organisasi para cendekiawan dan ulama. Maka tugas kita […]

Artikel Sekum MUI Jatim: Ikuti Agenda Akreditasi MUI se-Jatim untuk Peningkatan Kinerja pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Sosialisasi Akreditas MUI Jatim Dilaksanakan di 8 Titik se-Jawa Timur

sosialisasi-akreditas-mui-jatim-dilaksanakan-di-8-titik-se-jawa-timur

Surabaya, MUIJatim.or.id Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur menggelar sosialisasi untuk memulai program akreditas MUI kabupaten/kota se-Jawa Timur di delapan titik. Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil. I, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan (KP3) MUI Jawa Timur mengatakan, sosialisasi itu digelar agar para asesi memahami tujuan dari program akreditasi ini. “Terkait dengan […]

Artikel Sosialisasi Akreditas MUI Jatim Dilaksanakan di 8 Titik se-Jawa Timur pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



MUI Sulsel Kecam Perlakuan KDRT

mui-sulsel-kecam-perlakuan-kdrt

Makassar, muisulsel.com – Setiap Insan di dunia ini mengharapkan pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah sehingga apa yang kita impi-impikan dalam membangun sebuah keluarga yang bahagia itu bisa tercapai dengan baik.

Namun bagaimana jika seandainya apa yang kita harapkan, apa yang kita impi-impikan dalam sebuah rumah tangga yang bahagia itu tidak seperti kenyataannya. Pertengkaran dalam rumah tangga sering terjadi kekerasan sehingga tidak tercipta keharmonisan seperti yang diidam-idamkan.

Lagi lagi kali ini kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang kasus KDRT yang dialami oleh pasangan artis Lesti Kejora dengan pasangannya Rizky Billar, di mana Lesti melaporkan suaminya atas kekerasan yang dialaminya sehingga ia divisum untuk pembuktian kasus tersebut. Hal ini bisa berujung pada perceraian.

Prof. Dr. Hj. Siti Aisyah Kara, MA., Ph.D selaku Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Sulsel saat dimintai pendapatnya via telepon mengatakan bahwa kasus KDRT yang dilakukan oleh Rizki terhadap istrinya Lesti itu sangat bertentangan dengan Islam. Islam sangat melarang seseorang melakukan kekerasan baik dari fisik maupun non fisik kepada istrinya, sebagaimana dalam Alquran dikatakan Wa’asyiru Hunna Bil Ma’ruf (Perlakukanlah mereka istri-istrimu dengan baik). Hal ini sangat tidak berdasar dalam Islam untuk membenarkan kekerasan dalam rumah tangga.

Menurut Prof. Aisyah Kara bahwa apa yang dilakukan Lesti dengan melaporkan suaminya itu sudah benar, sebab walaupun sang suami tidak terbukti bahwa ia selingkuh, tidak dengan serta-merta ia boleh memukul istrinya. Apalagi jika ada bukti, itu adalah kekerasan psikologis yang sangat besar bagi seorang istri.

“Penelitian saya di Makassar menunjukkan bahwa istri yang diselingkuhi ataupun dipoligami oleh suami itu lebih memilih mengidap penyakit kanker daripada diselingkuhi,” ungkap Guru Besar UIN Alauddin Makassar. Ia pun melanjutkan bahwa dalam konteks ini MUI Sulsel sangat mengecam hal itu.

Seorang suami yang Islami tentu kemarahannya tidak dengan serta-merta melakukan kontak fisik kepada istri, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw saat istrinya Aisyah dituduh selingkuh oleh orang lain, Rasulullah hanya terdiam.

Jadi, jika pada suatu saat sang istri mengalami hal seperti ini, sebaiknya ada komunikasi yang baik seperti dengan mengklarifikasi serta lakukan negosiasi di dalam rumah tangga atau melibatkan keluarga kedua belah pihak, bukan dengan cara memukul, membanting, dan mencekik istri.

Kasus Lesti dan Rizki itu sudah keterlaluan, sebab hal itu dilindungi dalam undang-undang KDRT nomor 23 tahun 2004 dan melaporkannya adalah sebagai tindakan tegas dalam kasus ini. (NAP)

The post MUI Sulsel Kecam Perlakuan KDRT appeared first on MUI Sul Sel.



Fokus Kemashlahatan Ekonomi Umat, Ini Sinergi MUI Jatim dan PNM

fokus-kemashlahatan-ekonomi-umat,-ini-sinergi-mui-jatim-dan-pnm

Surabaya, MUIJatim.or.id PT Permodalan Nasional Madani atau biasa disingkat menjadi PNM, berkunjung di Kantor MUI Jatim pada Kamis (29/9/2022). Kedatangan mereka ditemui langsung oleh Ketua MUI Jatim, Dr. KH. M. Sudjak, M.Ag., jajaran Sekretaris MUI Jatim, yaitu Dr. H. M. Hasan Ubaidillah, S.HI., M.Si., Dra. Hj. Faridatul Hanum, M.Kom.I., Dr. Lia Istifhama, S.Sos, S.HI, M.EI., […]

Artikel Fokus Kemashlahatan Ekonomi Umat, Ini Sinergi MUI Jatim dan PNM pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Kiai Mutawakkil: Program Akreditasi Tunjang Dua Tugas Utama MUI

kiai-mutawakkil:-program-akreditasi-tunjang-dua-tugas-utama-mui

Probolinggo, MUIJatim.or.id Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur mengajak MUI di kabupaten/kota untuk maju bersama dalam meningkatkan perannya di masyarakat. Dalam hal itu, MUI Provinsi Jawa Timur melalui Komisi Penelitian, Pengkajian dan Pelatihan (KP3) meluncurkan program Akreditasi MUI kabupaten/kota se-Jawa Timur. Hal tersebut selaras dengan arahan KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum MUI […]

Artikel Kiai Mutawakkil: Program Akreditasi Tunjang Dua Tugas Utama MUI pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



MUI Jatim Inisiasi Pesantren Tangguh Bencana

mui-jatim-inisiasi-pesantren-tangguh-bencana

Pasuruan, MUIJatim.or.id Jawa Timur menjadi salah satu Propinsi dengan tingkat kerentanan kebencanaan cukup tinggi. Karenanya, kesadaran masyarakat melalui sikap tangguh menghadapi bencana sangat diharapkan muncul di tengah masyarakat termasuk di kalangan Pesantren.   Salah satu upaya ini diwujudkan oleh Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.   KPB – MUI menginisiasi munculnya […]

Artikel MUI Jatim Inisiasi Pesantren Tangguh Bencana pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



HIKMAH HALAQAH: Makna Keridhaan Dalam Kitab Ar Risalah Al Khusairiyah

hikmah-halaqah:-makna-keridhaan-dalam-kitab-ar-risalah-al-khusairiyah

Makassar, muisulsel.com – Setiap manusia yang beriman kepada Allah di dunia ini pasti mengharapkan yang namanya ridha dari Allah swt. Tanpa ridhaNya, semua amal perbuatan kita di dunia ini akan sia-sia.

Penulis kitab ar Risalah al Khusairiyah karya Abul Kasim al Khusairi mengutip ayat Alquran di dalam surah al Bayyinah yang berbunyi Radhiyallahu anhum waradhu anhu (Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah). Nah, dari kutipan ayat di atas, muncullah berbagai penafsiran tentang ayat ini. Beberapa diantaranya akan disampaikan di bawah ini.

Menurut ulama Khurasan mengatakan bahwa makna ridha adalah nihayatut tawakkul yang artinya ujung atau akhir dari tawakkal, buah dari tawakkal itu, sedangkan ulama-ulama Irak berkata ridha itu adalah sebuah anugerah yang diturunkan oleh Allah di hati orang-orang yang menekuni perjalanan batin itu.

Pendapat yang lain menyatakan bahwa ridha itu adalah orang-orang yang tidak menentang apa yang telah ditetapkan pada dirinya, baik itu yang diinginkan olehnya ataupun yang tidak diinginkannya. Dengan kata lain, ridha itu bukan berarti ia tidak mendapatkan cobaan apapun.

Abdul Wahid bin Zaid, salah satu ulama besar yang pernah menjadi murid dari Imam Abu Hanifah dan juga murid dari tabi’in ulama besar Hasan Al Bisri berbangsa Persia yang pernah tinggal di rumah salah satu istri Rasulullah saw di masa kecilnya, mengungkapkan bahwa banyak keanehan yang didapati pada dirinya. Salah satunya di saat ia pingsan karena mendengar satu ayat yang dibacakan kepadanya.

Lantas ayat apakah yang dibacakan kepada ulama besar ini yang membuat ia jatuh pingsan, simak selengkapnya dalam video tayangan di bawah ini. (NAP)

 

The post HIKMAH HALAQAH: Makna Keridhaan Dalam Kitab Ar Risalah Al Khusairiyah appeared first on MUI Sul Sel.



LPLH SDA MUI Siap Gelar Konferensi Nasional Masjid Ramah Lingkungan

JAKARTA — Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH SDA) MUI akan menggelar konfrensi nasional masjid ramah lingkungan 2022. Kegiatan bertujuan untuk menekan terjadinya krisis lingkungan hidup.

Ketua LPLH SDA MUI, Hayu Prabowo mengatakan, krisis lingkungan hidup dan perubahan iklim merupakan ancaman eksistensial terbesar bagi umat manusia.

“Sains dan teknologi saja tidak akan menyelesaikan masalah-masalah lingkungan hidup yang mendesak,” kata Hayu Prabowo dalam keterangannya, Selasa (4/10/2022).

Menurut dia, peran umat beragama dalam penanganan masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim telah menjadi perhatian dunia.

Hayu Prabowo menjelaskan, kekuatan spiritual dan juga kekayaan berwujud maupun tidak berwujud organisasi berbasis agama merupakan kekuatan karena memiliki pengaruh dalam aspek sosial, ekonomi, politik, kredibilitas dan pengaruh dengan pengikutnya yang dapat membentuk perubahan perilaku masyarakat.

“Kita perlu terus menekankan dan mendorong koherensi, integrasi, dan koordinasi di semua tingkat tata kelola lingkungan melalui dukungan semua pihak, termasuk komunitas masjid,” ujarnya.

Hayu mengatakan, fungsi masjid tidak hanya untuk kegiatan ibadah saja, tetapi juga masuk pada ranah muamalah.

Oleh karenanya, kata Hayu, peran masjid tidak hanya menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga merealisasikan perbuatan kebaikan sebagai cerminan spiritual keagamaan.

“Kekuatan spiritual dan juga kekayaan berwujud maupun tidak berwujud lembaga berbasis agama seperti masjid dapat menjadi kekuatan dalam penerapan solusi kerusakan alam yang belum banyak tersentuk akan nilai-nilai agama,” jelasnya.

Hayu mengungkapkan, pengaruh sosial dan kredibilitas masjid kepada jamaahnya merupakan sumber daya yang dapat membentuk perubahan perilaku masyarakat.

“Maka peran lembaga keagamaan seperti masjid akan memegang peran kunci dalam mitigasi dan adabtasi perubahan iklim global,” tuturnya.

Konfrensi nasional masjid ramah lingkungan ini, jelasnya, akan menjadi ajang pertemuan untuk bertukar informasi dan pemikiran dalam menggalang sinergi komunitas dan membangun kolaborasi masjid ramah lingkungan.

“Terutama melalui penerapan fatwa MUI yang terkait pelestarian hidup dan pengelolaan lingkungan hidup. Lingkup diskusi terkait peran masjid dalam mengatasi isu lingkungan hidup melalui tiga aspek yaitu manajemen, memakmurkan dan ibadah,” pungkasnya.

Kegiatan yang bertajuk: Dari Masjid Wujudkan Kehidupan Berkelanjutan ini rencananya akan digelar pada 3-4 November 2022 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

(Sadam Al-Ghifari/Fakhruddin)



GNAN MUI Jatim Gandeng Milenial Kampanyekan Bahaya Narkoba

gnan-mui-jatim-gandeng-milenial-kampanyekan-bahaya-narkoba

Jombang, MUIJatim.or.id Gerakan Nasional Anti Narkoba (GNAN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menggelar Sosialisasi Program Pencegahan Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), Ahad (02/10/2022). Menurut laporan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada bulan Juni 2022, untuk tahun ini prevalensi narkoba naik menjadi 1,95 persen. Memang naiknya 0,15 persen dari tahun sebelumnya, kendati demikian permasalahan narkoba […]

Artikel GNAN MUI Jatim Gandeng Milenial Kampanyekan Bahaya Narkoba pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



MUI Jatim Beri Dukungan Spiritual untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Malang, MUIJatim.or.id Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur turut merasakan duka yang mendalam akibat tragedi kanjuruhan pasca pertandingan Arema FC dan Persebaya, Sabtu (01/10/2022) malam lalu. Atas dasar kemanusiaan, Prof M Mas’ud Said Ketua MUI Jawa Timur memberikan dukungan spiritual dan materil kepada para korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang sedang dirawat di […]

Artikel MUI Jatim Beri Dukungan Spiritual untuk Korban Tragedi Kanjuruhan pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Unismuh Wisuda 64 Kiai Muda Alumni Pendidikan Ulama Tarjih

unismuh-wisuda-64-kiai-muda-alumni-pendidikan-ulama-tarjih

Makassar, muisulsel.com – Sejak didirikan tahun 2011 hingga saat ini, Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar baru pertama kali menggelar wisuda khusus bagi alumninya.

Sebanyak 64 alumni PUTM Unismuh Makassar dari delapan angkatan, dari tahun 2011 hingga 2018, mengikuti wisuda akbar lintas angkatan. Wisuda Akbar tersebut digelar di Aula Kedokteran, Lantai 2 Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah, Kampus Unismuh, Sabtu, (01/10/2022).

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel yang juga Rektor Unismuh Makassar, Prof Ambo Asse, mengukuhkan 64 alumni PUTM tersebut. “Kini mereka berhak menyandang gelar ‘Kiai Muda’,” ungkapnya.

Direktur PUTM Unismuh Makassar, Dr KH Abbas Baco Miro, melaporkan wisuda akbar yang dilaksanakan delapan angkatan ini merupakan wujud pertanggungjawaban pembinaan kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah bahwa PUTM telah berjalan dengan baik.

“Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban bahwa inilah alumni yang telah berikrar sejak masuk di PUT dan akan mengambil peran strategis dakwah di tengah masyarakat,” ungkap Kiai Abbas.

Ia juga berharap mahasiswa PUTM yang belum diwisuda untuk terus meningkatkan prestasinya, termasuk dapat mencapai IPK paling rendah 3,5 dan bahkan bisa mencapai IPK tertinggi yakni 4.0.

Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh, Dr Amirah Mawardi, dalam sambutannya mengatakan bahwa secara formal mahasiswa PUTM adalah mahasiswa FAI. Saat ini, katanya, FAI Unismuh telah membina 6 program studi, yakni Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab, Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah), al Ahwal as Syakhshiyah (Hukum Keluarga), Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam.

Amirah, lanjutnya, mengatakan bahwa alumni PUT dari angkatan pertama sampai angkatan ketiga sudah ada yang melanjutkan studi S3, dan 5 orang sudah meraih gelar magister. Ia menambahkan alumni PUTM yang disebar di pelosok-pelosok merupakan salah satu program unggulan PP Muhammadiyah yang bekerjasama dengan Unismuh Makassar.

Ketua PWM Sulsel, Prof Ambo Asse menegaskan bahwa alumni PUTM adalah bagian dari pewaris para nabi. “Apa yang menjadi tugas nabi telah menjadi tugas kita, tugas alumni maupun mahasiswa,” kata Ambo.

Menurutnya, ulama itu manusia luar biasa dan harus menjadi teladan dari segala hal, termasuk selalu menjaga sikap dan ucapannya. Prof Ambo mengutip Surah Ali Imran ayat 104, bahwa ada tiga perintah dalam surah ini, yakni menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan munkar.

“Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Yang jelas, semua yang dilakukan harus berpedoman kepada al Qur’an dan hadits Nabi, dan tak usah mencari jalan lain,” tandas Ambo.

 

Foto bersama 64 Kiai Muda Alumni Pendidikan Ulama Tarjih Usai Wisuda Akbar

Muhammadiyah, katanya, berupaya tetap konsisten terhadap ajaran agama Islam. Oleh karena itu, organisasi ini harus dipelihara. “Agar organisasi ini terpelihara dengan baik, pendidikan harus jalan,” ujar Prof Ambo.

Pada akhir acara, Rektor Unismuh Prof Ambo Asse juga menyerahkan buku kepada Ketua IKA PUTM Unismuh Makassar. Acara Wisuda Akbar turut dihadiri Wakil Rektor IV Unismuh Drs. KH. Mawardi Pewangi, M,Pd.I, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Dr. Ihyani Malik, Direktur Ma’had Al-Birr Lukman Abdul Samad, Lc, Wakil Direktur Ma’had Al-Birr Dr. Ali Bakri, sejumlah wakil dekan, dan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.

Jajaran pengelola PUTM hadir lengkap, Direktur PUTM Unismuh Dr. KH. Abbas Baco Miro, Wakil Direktur KM. Ahmad Nashir, M.Pd.I, dan Sekretaris PUT Dr. Dahlan Lamabawa. Selain itu, keluarga almarhum pendiri PUTM dan mantan pengelola PUTM juga hadir.

Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Unismuh Makassar dibuka pada 03 Dzulhijjah 1432 Hijriyah yang bertepatan dengan 01 Oktober 2011. Yudisium pertama sebanyak 15 orang dilaksanakan Kampus PUTM Unismuh, Jalan Tala’salapang, No 40-D, Makassar, pada hari Senin, 09 November 2015.

Ke-15 alumni pertama tersebut diyudisium setelah Ujian Kitab Kuning, Tafsir, Hadist, Fikhi, dan Ketarjihan di hadapan sejumlah ulama Muhammadiyah dan Pimpinan Pondok Pesantren, antara lain Dr. KH. Andi Abdul Hamzah, Dr. KH. Abbas Baco Miro, Drs. KH. Jalaluddin Sanusi, dan Drs. KH. Jayatun MA. (Asnawin)

The post Unismuh Wisuda 64 Kiai Muda Alumni Pendidikan Ulama Tarjih appeared first on MUI Sul Sel.



Ketum MUI Jatim Minta Kompetisi Sepak Bola Nasional Dievaluasi secara Menyeluruh

Malang, MUIJatim.or.id Tragedi kanjuruhan pasca pertandingan Arema FC dan Persebaya pada Sabtu (01/20/2022) masih menyisakan duka yang mendalam. KH Moh Hasan Mutawakil Alallah, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur turut berduka dan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas tragedi yang menewaskan 127 korban. “Semoga mereka husnul khatimah. Amin Ya Rabbal Alaamin,” ujarnya, Senin […]

Artikel Ketum MUI Jatim Minta Kompetisi Sepak Bola Nasional Dievaluasi secara Menyeluruh pertama kali di publikasikan oleh MUI Jatim.



Aqiqah Anak tanpa Potong Kambing, Hukumnya Bagaimana? 

aqiqah-anak-tanpa-potong-kambing,-hukumnya-bagaimana? 

MUI Sulsel Menjawab – Assalamu’alaikum Saya ingin menanyakan perihal hukum mengaqiqah seorang anak tanpa memotong kambing. Apakah tetap masuk dalam kategori aqiqah, mohon penjelasannya ustadz

oleh warga 0852 5545 xxxx

JAWABAN

Sudah menjadi ketentuan bahwa aqiqah hanya boleh dengan cara menyembelih hewan saja. Tidak boleh dalam bentuk yang lain, seperti beli daging mentah lalu dimasak dan dihidangkan dalam jamuan makan, dengan niat aqiqah.

Kalau merunut dalil aslinya, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw ketika menyembelih hewan aqiqah untuk kedua cucunya, memang yang beliau sembelih itu kambing.

عَقَّ النَّبِيُّ عَنِ الحَسَنِ وَالحُسَيْنِ عَلَيْهِمَا السَّلاَمِ كَبْشاً كَبْشاً

Rasulullah SAW menyembelihkan untuk Hasan dan Husain masing-masing satu ekor kambing kibas. (HR. Bukhari)

Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan mengganti kambing dengan hewan lain. Hal itu mengingat bahwa contoh yang ditemukan dari Rasulullah saw memang dengan menyembelih kambing.

Akan tetapi apakah contoh dari Nabi saw itu merupakan syarat dan ketentuan, ataukah menjadi batas minimal, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat. Umumnya para ulama membolehkan penyembelihan aqiqah dengan selain kambing, asalkan dari jenis hewan sebagaimana qurban, yaitu an-na’am, seperti unta, sapi, atau kerbau. Namun ada sebagian ulama yang membatasi hanya dibenarkan dengan penyembelihan kambing saja.

Lepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama, yang penting untuk dipahami adalah bahwa ritual penyembelihan hewan aqiqah itu hukumnya bukan kewajiban. Apalagi bila seseorang tidak memiliki dana yang cukup dan sudah lewat waktunya, tidak ada beban yang harus ditanggung sebagai utang.(RZ)

The post Aqiqah Anak tanpa Potong Kambing, Hukumnya Bagaimana?  appeared first on MUI Sul Sel.



Berkat Ilmunya, Yusuf Qaradawi Disangka Orang Kaya Ketika Kuliah di Al-Azhar

JAKARTA— Jika melihat kiprah dan karya Yusuf Qaradawi semasa hidupnya, mungkin banyak yang mengira beliau lahir dari keluarga berada. Itu pula yang beliau rasakan saat pertama kali memasuki kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir. Banyak yang mengira beliau dari kalangan berpunya.

Padahal, Yusuf Qaradawi lahir di keluarga petani miskin yang taat ibadah. Ia menjadi yatim di usia dua tahun dan sejak itu dirawat oleh paman dan bibinya yang juga taat ibadah. Berkat bimbingan paman dan bibinya itu, Yusuf Qaradawi berhasil hapal Al-Quran pada usia 10 tahun.

Melihat karyanya yang ratusan dan pemikirannya yang dikenal muslim seluruh dunia, tentu tidak banyak yang menyangka bahwa masa kecil Yusuf Qaradawi miskin dan tanpa orang tua kandung.

Dosen Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Abdul Hayyie Al-Kattani, melihat bahwa semangat belajar tanpa lelah membawa Yusuf Qaradawi melampaui semua masalah itu dengan cemerlang.

“Yusuf Qardawi ketika ingin masuk ke Al-Azhar ini cukup unik. Orang-orang menyangka beliau orang yang berada padahal pada kenyataannya beliau sangatlah miskin. Beliau belajar di Al-Azhar bermodalkan semangat belajar yang tinggi, ” ungkapnya saat mengisi diskusi Lembaga Seni, Budaya, dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI tentang Kontribusi Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam Historiografi Sejarah Islam, Ahad (02/10).

Semangat Yusuf Qaradawi dalam mencari ilmu di tengah berbagai halangan inilah yang menurut Hayyie perlu ditiru generasi sekarang. Bahkan Yusuf Qaradawi sempat beberapa kali dipenjara namun itu tidak menyurutkan semangat belajarnya.

“Syaikh Yusuf Qaradawi adalah sosok ulama besar yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup luas, serta selalu semangat dalam pengembaraannya mencari ilmu, ” ungkapnya. (Ratna/Azhar)



Hearing Isu-isu Keagamaan, MUI Sulsel Kunjungi Daerah

hearing-isu-isu-keagamaan,-mui-sulsel-kunjungi-daerah

Makassar, muisulsel.com – Setelah terlaksananya kegiatan silaturahmi dan konsolidasi Fatwa di zona 1 yang dipusatkan di Kabupaten Bulukumba, kali ini MUI Sulsel melanjutkan kegiatan tersebut di zona 2 yang dipusatkan di Kota Pare-pare dengan tema yang berbeda.

Pada kegiatan kali ini, MUI Sulsel selain silaturahmi dan konsolidasi fatwa juga membahas persoalan atau hearing isu-isu keagamaan, di mana setiap daerah mengemukakan persoalan atau isu-isi yang berkembang di masyarakat daerah.

Salah seorang anggota MUI daerah berbicara dan mengungkapkan isu yang ada di daerahnya

Silaturahmi dan konsolidasi fatwa tentang hearing isu keagamaan di daerah ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum MUI Sulsel AG. Prof. Dr. KH. Najamuddin, Lc., MA, yang didampingi oleh Sekretaris Umum AG. Dr. KH. Muammar Bakry, Lc., M.Ag, Ketua Komisi Fatwa AG. Dr. KH. Ruslan Wahab, Lc., MA, dan Sekretaris Komisi Fatwa AG. Dr. KH. Syamsul Bahri, Lc., MA yang diadakan di hotel Delima Sari. Sabtu, (01/10/2022), jam 13.00 waktu Parepare.

Sekretaris Umum MUI Sulsel Muammar Bakry mengawali pembicaraannya menyampaikan bahwa untuk membantu memperlancar program-program MUI memang memerlukan dana oleh karenanya perlu adanya sinergitas antara Pemerintah dan MUI sebagai pelayan umat karena hal ini pun telah tertuang pada peraturan pemerintah. “Melalui Bapak Presiden SBY telah mengeluarkan Peraturan Presiden tahun 2014 khusus memfasilitasi MUI setiap tahunnya sehingga pengurus MUI perlu meminta (tidak mengemis) haknya kepada pemerintah yang telah disiapkan untuk berkhidmat kepada masyarakat,” ungkap alumni Al Azhar Kairo Mesir ini.

MUI Sulsel melakukan konsolidasi dan hearing isu daerah di Kota Parapare

Ia pun menambahkan bahwa hearing isu-isu keagamaan di masyarakat ini memang sangat penting, sebab untuk menjawab keresahan masyarakat khususnya di daerah Sulawesi Selatan di mana telah banyak isu-isu yang viral, diantaranya bagaimana fatwa ulama tentang bermain Domino, bagaimana fatwa tentang LGBT yang lagi marak dengan fashion show-nya, bagaimana fatwa tentang peminta-minta sumbangan khususnya di masjid atau bagaimana fatwa tentang para Pengantar Jenazah yang terkadang terkesan arogan di jalan raya dan masih banyak lagi.

Ketua Umum MUI Sulsel AG. Najamuddin saat membuka kegiatan ini mengungkapkan secara gamblang tentang tugas-tugas seorang ulama yang berkhikmad untuk umat, sebab ulama itu adalah keikhlasan dengan niat yang tulus. Ulama itu tidak mendapatkan gaji bulanan seperti PNS.

“Ada banyak isu-isu dari masyarakat terkait dengan agama, salah satunya yang terjadi di daerah Selayar. Pada sebuah pernikahan itu memberikan mahar sebidang tanah dengan isinya pohon kelapa dan ternyata tanah itu adalah tanah negara sehingga terjadi konflik antar keluarga dan meminta pendapat ulama dalam hal ini MUI. Selain itu, kasus lain seperti bagaimana fatwa ulama tentang budaya-budaya masyarakat seperti uang panai dan lain-lain sebagainya ” tutur alumni Timur Tengah ini.

Foto bersama peserta dari daerah usai pelaksanaan silaturahmi dan rapat konsolidasi Fatwa MUI di zona 2

Turut hadir dalam kegiatan tersebut sebagai peserta dari zona 2 adalah perwakilan MUI kota Parepare, perwakilan MUI Kabupaten Sidrap, perwakilan MUI kabupaten Enrekang perwakilan MUI kabupaten Soppeng, perwakilan MUI Kabupaten Barru, perwakilan MUI Kabupaten Wajo dan perwakilan MUI Kabupaten Pinrang yang masing-masing daerah mengutus 5 orang perwakilannya. (BAP)

The post Hearing Isu-isu Keagamaan, MUI Sulsel Kunjungi Daerah appeared first on MUI Sul Sel.



Karya Yusuf Qaradawi Mengajak Melihat Sejarah Islam Lebih Proporsional

JAKARTA— Sekretaris Lembaga Seni, Budaya, dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI, Tiar Anwar Bachtiar, menyebut bahwa Syaikh Yusuf Qaradawi menawarkan pemikiran untuk meletakkan sejarah Islam lebih proporsional.

Dalam salah satu karyanya yang berjudul Tarikhuna al Muftaro ‘Alaih), Yusuf Qaradawi berupaya mengajak pembacanya agar tidak mengawali membaca sejarah Islam dengan pandangan negatif. Ia mencontohkan dalam kasus Bani Umayyah, banyak sekali narasi sejarah yang memandang buruk tentang Bani Umayyah.

“Seolah-olah sejarah Islam itu buruk sekali, seolah-olah yang namanya Bani Umayyah itu tidak ada baik-baiknya, konflik para sahabat seolah membuat kita menjadi tidak perlu lagi mengambil pelajaran dari mereka,” ungkap Tiar Anwar memaparkan pemikiran Yusuf Qaradawi dalam diskusi Historiografi Sejarah Islam, Ahad (02/10).
Dalam kegiatan yang digelar LSBPI MUI itu, Tiar menambahkan, pemikiran Yusuf Qaradawi itu memiliki landasan kuat karena beliau begitu mendalami sejarah Islam. Setidaknya ada 200 buku Yusuf Qaradawi yang berisi analisis sejarah Islam.

“Ini menandakan bahwa Syaikh Yusuf Al Qaradawi adalah orang yang sangat paham dengan sejarah Islam, ” ujar Doktor Sejarah Universitas Indonesia itu.

Tiar memaparkan, pandangan Yusuf Qaradawi itu mampu menempatkan sejarah Islam secara lebih proporsional. Banyak pula kebaikan-kebaikan dalam sejarah peradaban Islam yang perlu diungkap.

“Kejelekannya ada, tapi itu tidak dominan, lebih dominan kebaikannya. Inilah maksud beliau ketika menulis buku Tarikhuna al-Muftaro Alaih yang bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Distorsi Sejarah Islam, ” pungkasnya. (Sadam Al-Ghifari/Azhar)



GORESAN HATI: Menyantuni Janda dan Fakir Miskin   

goresan-hati:-menyantuni-janda-dan-fakir-miskin - 

Makassar, muisulsel.com – Dalam Bahasa Arab, duda dan janda disebut Aramil, yaitu orang yang kehilangan penghasilan dan penopang. Seorang istri yang ditinggal mati suaminya, kehilangan penopang dan terkadang sumber penghasilan. Suami yang ditinggal mati istrinya kehilangan penopang yang selama ini memberikan banyak bantuan baik lahir maupun batin.

Ibnu Qutaibah rahimahullah menyebutkan bahwa orang fakir dan miskin sering disebut Aramil. Hal itu karena mereka dinilai kehilangan penghasilan yang semestinya didapatkan untuk membiayai kehidupannya.

Syariat Islam mewajibkan orang-orang yang memiliki kelebihan harta untuk memperhatikan janda dan fakir miskin. Perbuatan menyantuni mereka tergolong amalan dengan derajat yang tinggi. Pahala yang disiapkan bagi mereka pun adalah pahala kelas eksekutif. Nabi saw bersabda:

 عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ، كَالمُجَاهِدِ في سَبيلِ اللهِ)) وَأحسَبُهُ قَالَ: ((وَكالقَائِمِ الَّذِي لاَ يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ الَّذِي لاَ يُفْطِرُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Mereka yang menyantuni janda dan menyantuni fakir miskin itu bagaikan berjihad di jalan Allah. Dalam satu riwayat; mereka yang menyantuni itu diibaratkan sebagai orang yang melaksanakan shalat malam yang tak putus atau bagaikan berpuasa sepanjang tahun.

Ibnu Batthal rahimahullah mengurai makna hadis di atas bahwa bagi yang tak sanggup berjihad dan tak sanggup berpuasa hendaklah mewujudkan perintah hadis ini. Niscaya ia dikategorikan dalam golongan mujahidin, walau fisik dan hartanya tidak pernah diikutkan dalam situasi perang.

Para penyantun janda dan fakir miskin ini juga digolongkan sebab orang yang akan masuk ke surga melalui pintu Arrayyan, yang semestinya diperuntukkan bagi orang-orang berpuasa.

Ada kesesuaian hukum syari’at antara menyantuni janda dan fakir miskin dengan berjihad di jalan Allah swt. Mereka yang berjihad adalah orang yang membela dan menghidupkan agama, sedangkan menyantuni janda dan fakir miskin dinilai membela dan menghidupkan jiwa.

Kedua aktifitas ini sama-sama berperang melawan hawa nafsu. Dalam menyantuni, perangnya adalah melawan nafsu yang enggan berinfak, sedangkan yang berperang adalah melawan hawa nafsu, takut terhadap musuh. Kedua-duanya diserang dan digoda oleh syaitan untuk tidak melakukan kebaikan dan pengorbanan.

Menyantuni janda-janda miskin dan kaum fakir miskin merupakan salah satu sarana dan jalan berkompetisi dalam kebaikan. Melakukan hal itu dinilai sebagai orang yang berlemah lembut kepada kaum dhuafa. Allah Swt berfirman:

قَالَ الله تَعَالَى: {وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ} [الحجر: 88].

Rendahkanlah sayapmu Muhammad! pada orang orang mukmin. (QS. Al Hijr: 88)

Merendahkan sayap artinya, menyayangi, menyantuni, dan memerhatikan.

Semoga saja hati dan jiwa kita tergiring pada jalan kemuliaan menyantuni mereka sesuai kemampuan masing-masing. Amiin. (ISR)

والله اعلم وصباح النور

 

 

The post GORESAN HATI: Menyantuni Janda dan Fakir Miskin    appeared first on MUI Sul Sel.



Tragedi Kanjuruhan, MUI Ajak Cari Solusi Evaluatif dan Keberadaban

JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak semua pihak untuk mencari solusi evaluatif dan keberadaban pascatragedi Kanjuruhan, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Peristiwa pecahnya kerusuhan pascapertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tersebut, menelan lebih dari 120 korban jiwa, sekaligus menjadi torehan sejarah kelam dunia persepakbolaan Indonesia.

Wakil Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (Wasekjend MUI), KH. Arif Fahrudin menyampaikan, seyogyanya olah raga mampu membawa harapan untuk mengangkat harkat martabat negara, jangan sampai terjadi jatuhnya korban luka apalagi merenggut nyawa.

“Dalam Islam, menjaga nyawa adalah misi agama yang beriringan dengan menjaga agama. Hilangnya satu nyawa sama dengan hilang seluruhnya,” kata Kiai Arif kepada MUIDigital, Senin, 3 Oktober 2022.

Menurut Kiai Arif, sepak bola seharusnya menjadi ajang unjuk prestasi bagi anak bangsa. Akan tetapi, hal ini urung terjadi dalam tragedi Kanjuruhan kemarin, yang justru banyak menelan korban nyawa melebihi peristiwa di Hillsborough Inggris pada tahun 1989.

Di samping itu, tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, seolah mempertontonkan aib akhlak anak bangsa sendiri ke muka dunia. Semua kalangan melihat dan menyampaikan keprihatinan serta duka atas tragedi tersebut.

“Jangan sampai terulang kembali tragedi serupa, walau satu korban nyawa. Kami meminta semua pihak melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur penyelenggaraan pertandingan olah raga. Apalagi yang melibatkan partisipasi massal dengan mengedepankan pemuliaan akhlak publik dan edukasi regulasi,” tegasnya

Solusi evaluatif dan keberadaban, lanjut Wasekjed MUI, merupakan ikhtiar agar ajang olah raga semakin menjadi ajang penguatan kualitas mental dan fisik bangsa.

“Semoga seluruh korban jiwa mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Begitu pula untuk korban luka yang sedang dirawat semoga lekas sehat kembali bersama keluarga,” tuturnya.

(Isyatami Aulia/Fakhruddin)