All posts by admin

Kecemburuan Umar bin Khattab

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Nabi yang termasuk ke dalam Khullafaurrasyidin. Dia juga seorang khalifah setelah Abu Bakar As-Siddiq. Umar terkenal dengan kepribadiannya yang kuat, pemberani, cerdas dan sangat dengan dengan Rasulullah.

Begitu istimewanya kepribadian Umar, hingga Rasulullah SAW secara khusus memohon kepada Allah SWT untuk memasukan salah satu dari dua Umar untuk memeluk Islam, yakni Umar (Abu Jahal) dan Umar bin Khattab.

Doa tersebut dikabulkan oleh Allah dengan masuk Islamnya Umar bin Khattab. Bersyahadatnya Umar membuat Islam menjadi lebih kuat.

Pada sebuah hadist dikisahkan, ada sebuah hadist dikatakan, ada sebuah istana di surga yang diperuntukan khusus kepada Umar bin Khattab. Nabi Bersabda, “Aku ingat akan kecemburuanmu,”

Hadist ini menunjukan Umar cemburu kepada Rasulullah SAW. Tapi yakinlah, kecemburuan Umar bin Khattab kepada Rasulullah membuatnya rajin beribadah kepada Allah. Inilah yang membuat Umar dibuatkan istana di dalam surga.

Berikut petikan hadistnya:

Diriwayatkan dari Jabir ra. Katanya, dari Nabi SAW bersabda: Aku bermimpi masuk ke dalam surga, aku melihat di dalamnya terdapat sebuah istana, maka aku bertanya: untuk siapakah istana ini?Mereka atau malaikat menjawab: untuk Umar bin Khattab. Aku coba masuk, tapi aku teringat akan kecemburuanmu. Setelah mendengar perkara itu, Umar menangis dan berkata: Wahai Rasulullah, adakah aku harus cemburu kepadamu. (HR Bukhari).



19 Tahun: Mengingat Mereka Yang Terus Percaya

Di tahun ajaran yang baru ini, 19 tahun sejak dirintis kembali Madrasah Tsanawiyah kegiatan belajar mengajar (KBM) di Perguruan Darul Funun, dan 14 tahun sejak dibuka kembali kelas untuk Madrasah Aliyah.

Seiring perjalanannya, YDFA (yayasan formal) dan orang-orang didalamnya baik warga Masyarakat Padang Japang, guru-guru maupun murid-muridnya yang tersebar, dan juga keluarga besar Syaikh Abdullah terinspirasi nilai-nilai semangat dan dedikasi pendidikan yang dirintis sejak tahun 1854, yang kemudian juga ikut berpartisipasi dalam reformasi pendidikan agama (halaqah ke sistem kelas 1918), (Sumatera Thawalib – Burhanuddin Daya, Kaum Muda Movement – Taufik Abdullah) bersama-sama dengan surau-surau yang lain dan juga sebagai sekolah pertama yang memperkenalkan reformasi pendidikan umum & agama (1920), dengan dikenalkannya pelajaran geografi, sejarah dan matematika.

Ditahun yang sama setelah selesai masa pembuangan Soekarno di Bengkulu, khittah tentang Indonesia Bertauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa) diamanahkan, seiring dengan menyerahkan marawa (simbol) berupa Kopiah Hitam yang menjadi khas di dataran Melayu hingga saat ini.

Semangat ini pula yang dilanjutkan dengan pencerahan pendidikan tinggi, Training College (Nasharuddin Thaha), Ma’had Islamy (Zainuddin Hamidy), dsb.

Pecah perang tak bisa dihindari, takdir yang Allah sudah gariskan, jepang melakukan pelarangan yang mereka tidak berkenan (Pelarangan Sekolah Liar), kemudian jatuhnya revolusi dengan tertangkapnya Soekarno Hatta di Yogyakarta, menjadikan rapat syura ulama (MTI) berijtihad dengan fatwa Jihad, mengarahkan umat dan lebih dari 30.000 pelajar untuk menyongsong peluru dengan pilihan bertahan atau syahid kembali nama.

Inilah tahun-tahun yang sulit, tidak sampai sejatuh Baghdad ketika tentara mongol membumi hanguskan kota pendidikan, ditambah lagi ketidaksamaan visi dengan pemerintah pusat (PRRI), inflasi karena embargo dari poros kanan, menjadikan semua mencoba bertahan hidup, begitu juga perguruan, masyarakat berinfaq dengan harta dan hasil panen, guru-guru beramal dengan waktu, telur dibagi sepuluh, lauk disimpan untuk tamu, nasi hanya berbalur cabai, semua berinsaf dengan kondisi dan toleransi.

Hingga kembalinya “Titik Nol”, pun juga YDFA ketika Depag memberikan asa untuk pembangunan sekolah, pimpinan Yayasan seorang lulusan Cairo menghubungi kawan-kawannya yang pada saat itu sudah menjadi tokoh-tokoh pendidikan agama, dirintislah tahun 1970an Madrasah Negeri (Tsanawiyah & Aliyah) di Padang Japang yang menjadi harapan pendidikan bagi satu Negeri, semua kegiatan mengajar dan belajar Darul Funun dialihkan atas nama Madrasah Negeri yang baru, walaupun sebagian besar kegiatan belajar mengajar masih di gedung puncak bakuang Darul Funun.

YDFA mati suri, tetapi manusia-manusia nya yang mewarisi semangat kolektifnya masih terus berjuang untuk pendidikan, mereka menyebar diseluruh negeri.

Hingga kemerosotan besar terjadi di negeri, pemuda-pemuda terjebak dengan fatamorgana, narkoba, minuman keras, budaya bebas, masjid ditinggalkan, individualistis, dsb.

1997, tahun-tahun sebelumnya murid, pensiunan guru, masyarakat, yang kesemuanya tidak lagi muda, atuk nenek berkumpul di gedung Nahdah memaksa yang muda untuk menggiatkan lagi Darul Funun, maju sebagai muadzin lantang dalam Dakwah kebangkitan negeri, membangkik batang tarandam, hingga akhirnya ditahun tersebut murid-murid dijemput dari tengah hutan dan pedalaman negeri, untuk mengukuhkan satu semangat dakwah ini tidak boleh padam.

Hingga hari ini 19 tahun yang lampau, semoga amal-amal mereka yang terus berjuang, yang sangat mungkin tidak tercatat karena segala khilaf yang ada, menjadi amalan terbaik yang Allah catat sebagai amalan jariyah, biidznillah.

Allahumma barakatan fii amaluhum…

* Mengingat mereka yang terus percaya: (alm) Tuk Mawi (Buya Bermawi Mukmin), Mak Tuo (Uo Labuah), (alm) Adilah Fauzi, (alm) Adli Fauzi, Ibu Rosliana Rusli, Arifah Thaha, dan semua yang ikhlas lillahi taala.



Hudhud (hoope), Makhluq Kecil Yang Tidak Kecil (Bagian-1)

Makhluq Kecil, yang Tidak Kecil

Burung hudhud (hoope), secara fisik, memang kecil.

Namun, setelah ia “bergaul” dengan nabiyullah Sulaiman as. dan bahkan menjadi salah satu prajuritnya, ia menjadi “makhluq lain” yang tidak lagi “kecil”. Bahkan kisahnya menjadi sangat fenomenal, monumental dan bahkan abadi, karena diabadikan oleh Al-Qur’an al-Karim.

Hudhud yang kecil itu, tidak lagi “kecil”, karena ia telah memahami dengan baik visi, misi dan obsesi nabiyullah Sulaiman as. bahwa ada visi ambisius, missi besar dan obsesi yang tidak boleh melemah untuk membebaskan manusia dari keterbudakan oleh sesama hamba atau oleh benda, agar hanya menjadi penghamba Allah SWT. Dari ketidak adilan system dan aturan manusia kepada keadilan aturan Allah SWT, dari sempitnya perspektif dunia kepada luasnya jangkauan dunia dan akhirat.

Hudhud telah memahami dan menginternalisasi visi, misi dan obsesi ini, sehingga ia tidak lagi makhluq kecil yang hidupnya diawali dengan kelahirannya dan berakhir dengan kematiannya.

Hudhud, makhluq yang kecil itu, tidak lagi “kecil”, karena ia telah menggabungkan dirinya ke dalam “jama’ah” yang membawanya kepada proyek-proyek besar nan “ambisius”: mengislamkan dunia ini agar tunduk dan taat hanya kepada Allah SWT.

Hudhud, makhluq yang kecil itu, tidak lagi “kecil”, sebab, atas inisiatifnya sendiri, ia telah menempuh perjalanan di kawasan baru, kawasan yang belum dikenal sebelumnya. Istilahnya, ia telah melakukan jaulah istiksyafiyah, sebuah misi discovery yang sangat besar, terbang dari Palestina menuju Yaman, melalui gurun pasir yang panas nan tandus yang begitu luas dan menyimpan beribu mara bahaya.

Hudhud, makhluq yang kecil itu, tidak lagi “kecil”, saat ia menetapkan dan memantapkan niatnya, untuk tidak menjadi hudhud biasa, burung biasa, atau prajurit biasa. Ia tidak lagi “kecil” saat berazam (bertekad bulat) untuk menjadi “prajurit” yang luar biasa, dengan sebuah “proyek” istiksyafiyah (penjelajahan untuk menemukan “dunia” baru) yang belum dikenal sebelumnya.

Hudhud, makhluq yang kecil itu, tidak lagi “kecil” saat ia perkokoh nyalinya untuk keluar dari zona aman, zona sebagai prajurit biasa, prajurit yang paling banter menjalankan segala titah yang diterimanya dari pimpinannya.

Dengan tekad, azam dan nyali yang luar biasa inilah, akhirnya, si hudhud, makhluq kecil yang tidak lagi “kecil” itu, karenanya, dengan penuh keberanian, ia hadapi ancaman super berat nan hebat dari nabi Sulaiman as., dan dengan “pede habis” ia berkata: “Saya mengetahui sesuatu yang engkau – wahai nabiyullah Sulaiman as. – tidak mengetahuinya” (Q.S. an-Naml: 22).

Luar biasa…dahsyat…hebat…

Nabi Sulaiman as., seorang nabi yang menguasai jin, manusia, binatang, angin, burung, bahkan para syetan itu, si hudhud kecil berani berkata di hadapannya: “Saya mengetahui sesuatu yang engkau – wahai nabiyullah Sulaiman as. – tidak mengetahuinya”??? (Q.S. an-Naml: 22).

Sungguh-sungguh luar biasa … dahsyat … dan hebat dia.

Ya, itulah hudhud, makhluq kecil yang tidak lagi “kecil”, ia telah menjadi “makhluq lain”, makhluq yang mempunyai ihathah (pengetahuan lengkap nan detil) tentang sebuah negeri, yang nabi Sulaiman as. belum mengetahuinya.

Dan bahkan, ialah penyebab terhidayahinya ratu Bilqis; ratu Saba’ itu, bersama seluruh rakyatnya!!!

Karenanya, si hudhud yang ini, sekarang ini, bukan lagi makhluq kecil yang tetap kecil, ia telah menjadi “makhluq lain”, yang fenomenal, monumental dan abadi…

Sumber: http://musyafa.com/hudhud-makhluq-kecil-yang-tidak-kecil/



Jangan Salah Berharap!!

Sering kita berandai, kalau kita baik dengan seseorang maka kita berharap orang tersebut baik sama kita, tetapi bagaimana jika orang tersebut tidak diberi kemampuan oleh Allah untuk berbuat baik dengan kita?

Yang paling sering adalah mengingat pepatah yang sering diungkap oleh banyak orang, “air susu dibalas air tuba”, kemudian cepat-cepat pasang status. 🙂

Jika harus seperti ini, tentu berhentilah orang berbuat baik, karena setiap hendak melangkah akan selalu teringat apakah jika berbuat baik akan sanggup membalas perbuatan baik saya? atau dulu saya sudah berbuat baik, seharusnya beliau juga baik dengan saya.
Allah SWT menetapkan satu hikmah (hukum, mekanisme) yang disebutkan dalam surat Al-Layl.

sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda(4)
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, (5)
dan membenarkan adanya pahala yang terbaik/ perbuatan baik (6)
maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.(7)

Jadi jangan heran jika ada banyak manusia biasa-biasa saja yang mudah jalan hidupnya.

Maha suci Allah yang Maha memberi kemudahan, dan menuliskan hikmah dalam satu kitab, Al-Quran.



Darul Funun di Crowd-funding Platform

Salam,

Setelah dipertimbangkan dengan matang, Darul Funun membuka layanan di paltform crowdfunding untuk efisiensi dan efektifitas, yakni di KITABISA.com (Rupiah & Indonesia crowdfunding platform) dan juga melalui layanan PAYPAL.

Selain itu, kami juga mencoba mengarah pada transparansi penggalangan infaq, dengan platform ini dengan sangat mudah diakses oleh masyarakat dan publik yang di Sumatera Barat maupun di Rantau, baik informasi mengenai progress penggalangan dan mendapatkan update terhadap penyalurannya.

Kami pun secara administrasi akan sangat dibantu dengan sistem layanan ini, semoga hal ini juga mempermudah kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan.

Akses crowfunding Darul Funun:

Via KITABISA.com

  1. Waqaf https://kitabisa.com/waqafdfa
  2. Siswa Asuh https://kitabisa.com/siwadfa
  3. Infaq Quran https://kitabisa.com/Q1000step1

Via PAYPAL

  1. https://www.paypal.me/infaqDFA


Waqaf 1000 Al-Quran

Program Waqaf 1000 Al-Quran untuk Takmir – Muadzin Muda

Program Waqaf Al-Quran dalam rangka memberikan motivasi untuk menghafal dan mempelajari Al-Quran, program ini juga untuk memotivasi pemuda-pemudi untuk mengaktifkan surau ataupun musholla.

Pendistribusian akan diutamakan kepada mereka yang aktif dalam menyemarakkan surau/musholla/masjid ditempat tinggal mereka, baik sebagai takmir, piket adzan, membersihkan masjid, berpartisipasi dalam kegiatan IQRA bagi anak-anak, dsb.

Infaq & Waqaf:

50rb rupiah untuk 1 Al-Quran 

Pendistribusian:

Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

Periode 1
Rencana: September 2016
Target: 200 Al-Quran

Periode 2

Periode 3

Periode 4

Deskripsi Al-Quran

alternatif 1Syaamil-AlQuran-Tajwid-terjemah-Alhambra-isi-

alternatif 2syaamil-alquran-tajwid-terjemah-cordova-isi

alternatif 3
09bda688-c5b3-408b-9270-34cb592fe239

  1. Ukuran A6 resleting
  2. Khat rasm Utsmani
  3. Standard & tashih Kementerian Agama
  4. Indeks

Caranya

  1. via KITABISA
    kitabisa.com/Q1000step1
  2. via PAYPAL
    paypal.me/infaqDFA

Konfirmasi via comment dibawah ini atau tidak perlu jika sudah memberikan informasi di KITABISA atau PAYPAL

format: nama_nominal_quran

Jazakallah khairan, semoga Allah menjadikan amal ini menjadi shadaqah jariyah.



Minangkabau Marawa – Syiar dan Maruah

Di Minangkabau, adalah hal yang sudah menjadi darah daging istilah arab dan islam, sehingga bagi anak kemenakan yang tidak mampu memahami, adalah satu kemunduran besar bagi proses kaderisasi dan suku itu sendiri, generasi yang lemah karena lemahnya pemahaman.

Warna dalam marawa melambangkan tiga ranah yang ada, yakni;
1. Kuning – Luhak Tanah Data
2. Merah – Luhak Agam
3. Hitam – Luhak Lima Puluah

Marawa berasal dari kata maruah bahasa arab, yang artinya harga diri, dan marawa ditegakkan untuk tiga perkara yang diutamakan yang dalam adat diketahui:
1. Rumah Gadang ketirisan
2. Mayat terbujur
3. Anak gadih dilamar.

Tiga perkara ini adalah maruah dimana marawa ditegakkan, hal ini disandarkan pada satu hadits:

ثَلاثَةٌ يَا عَلِيُّ لاَ تُؤَخِّرْهُنَّ : الصَّلاةُ إِذَا أَتَتْ ، وَالْجَنَازَةُ إِذَا حَضَرَتْ ، وَالأَيِّمُ إِذَا وَجَدَتْ كُفُؤًا

“Wahai Ali, ada tiga perkara yang tidak boleh engkau tunda, yakni shalat jika telah tiba waktunya, jenazah apabila telah hadir, dan wanita apabila telah ada calon suami yang sekufu.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan)

Rumah gadang ketirisan
Inilah dimana kita bisa memaknai dimana saat ini rumah gadang ketirisan, imam/datuk diperkarai dan menjadi perkara, sako kehilangan makna, harato menjadi perselisihan, dan shalat ~ islam ditinggalkan.

Jenazah terbujur
Budaya minangkabau yang ini sudah lama ditinggal, marawa yang biasa merah-hitam-kuning, diganti dengan bendera (marawa) kuning, pertanda bahwa ada orang meninggal dunia.

Anak gadih dilamar
Pernikahan sudah menjadi hal yang paling umum dimana marawa ditegakkan.

Kiranya inilah pemahaman kita tentang marawa, dimana maruah adat yang kita tegakkan adalah upaya atuk-atuk kita memahami dan menjalankan sunnah yang disyariatkan.


Arif Abdullah



Siswa Asuh 2016/2017

Madrasah Tsanawiyah & Madrasah Aliyah Darul Funun adalah Madrasah berasrama (pondok) yang bermaksud memberikan akses pendidikan kepada setiap lapis masyarakat. Darul Funun berlokasi di Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Saat ini Darul Funun juga memfasilitasi 299 siswa dengan 50 siswa diantaranya adalah yatim/piatu. Biaya bersekolah hanyalah 50rb dan 450rb adalah biaya makan asrama.

Ayo jadi orang tua asuh!!

* tahun ini Darul Funun membuka kesempatan kepada shalihin dan shalihat membantu pembiayaan pendidikan untuk 10 orang siswa selama setahun.


Caranya

  1. via KITABISA
    kitabisa.com/siwaDFA
  2. via PAYPAL
    paypal.me/infaqDFA
  3. Rekening Perguruan
    BRI Cab. Dangung Dangung
    rek.no. 0256 01 008438 53 3
    Bank Syariah Mandiri
    no.rek. 7000506979

Konfirmasi via comment dibawah ini atau ke no 081802627969 atau tidak perlu jika sudah memberikan informasi di KITABISA atau PAYPAL

format: nama_nominal_siwa

Jazakallah khairan, semoga Allah menjadikan amal ini menjadi shadaqah jariyah.



POSPENAS Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota

Dalam sebuah kompetisi, semangat adalah salah satu modal dasar untuk maju. Percaya Diri adalah sikap yang akan mengiringi langkah seseorang untuk menggapai apa yang diharapkan dari sebuah kompetisi. Jadi bersemangatlah dalam berkompetisi yang diiringi oleh rasa percaya diri. Jangan kalah sebelum bertanding.

Sarilamak, (Inmas). Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Limapuluh Kota H. Gusman Piliang pada pembukaan Seleksi Pekan Olah Raga Dan Seni Santri Nasional (POSPENAS) Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (30/07) dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Funun El Abbasiyah Padang Japang.

Dalam arahan dan sambutannya Gusman juga mengatakan bahwa santri Pondok Pesantren harus mampu bersaing dalam segala bidang, bukan hanya dalam bidang agama. Santri Pondok Pesantren adalah mereka yang akan menjadi panutan ditengah-tengah masyarakat. Teruslah kembangkan diri dan potensi yang ada agar tidak canggung dalam bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat nantinya.

Gusman juga menompangkan harapan kepada seluruh peserta seleksi agar menjunjung tinggi sikap sportifitas dalam berkompetisi. Semoga dengan seleksi ini akan lahir santri-santri yang akan mengharumkan nama Kementerian Agama Limapuluh Kota di kancah Provinsi dan Nasional nanti, tutup Gusman.

Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren H. Zakaria selaku Ketua Panitia Seleksi menyatakan seleksi ini dilakukan guna mencari bibit-bibit yang akan dibawa nanti pada Pospenas Tingkat Propinsi. Seleksi ini sengaja kita angkatkan guna melihat potensi yang ada pada santri kita. Image selama ini yang menunjukan bahwa santri Pondok Pesantren hanya berkutat pada kitab-kitab tak berbaris akan kita tunjukkan disini. Santri Pondok Pesantren juga punya skill yang handal dibidang olah raga dan seni, jelas Zakaria. Menurut putra Tanah Datar ini juga menjelaskan bahwa ada 162 santri yang berebut tiket ke tingkat propinsi dari tiga cabang lomba olah raga dan lima cabang lomba seni. Dari 12 Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota Alhamdulillah semuanya ikut ambil bagian.

Kita sangat mengapresiasi antusias santri dan para guru kita. Semoga dengan seleksi yang kita adakan akan menelurkan santri-santri yang memilki daya saing yang tinggi dibidang olah raga dan seni, tutup Zakaria.

Dikutip dari informasi yang disampaikan oleh beberapa panitia ada delapan macam cabang yang diperlombakan yaitu Badminton, Tenis Meja, Takraw, Kalighrafi, Seni Lukis Islami, Pidato Tiga Bahasa, Cipta dan Baca Puisi, dan Stand Up Comedy Islami. Semua peserta yang dinyatakan lulus oleh panitia akan dilakukan pembinaan ulang terlebih dahulu.

Jika memungkinkan, maka mereka akan ikut berkompetisi nanti pada Pospenas Tingkat Provinsi yang akan digelar pada 8 sampai 10 Agustus 2016 Mendatang di Padang. (Nina)

https://sumbar.kemenag.go.id/berita/387563/gusman-piliang-buka-pospenas-tingkat-kabupaten-limapuluh-kota



Sampai Lampu Kebajikan Berada di Titik Padam

Sebuah riset puluhan tahun, kodefikasi darulfunun oleh atuk2 dan bapak2 kita:
—-
sejarah perguruan darulfunun, dimana tidak ada madrasah lain yang menggunakan nama ini di Indonesia, membuktikan secara jelas pemikiran Jamaluddin Al-Afghani dalam pengembangan sekolah pertama, madrasah pertama di Indonesia yang diikhtiar oleh Pemerintah Indonesia sebagai perintis Pengembangan Pendidikan Sains & Agama.
—-
saya kutipkan pidato al-afghani untuk memecut semangat kita, perjalanan dan cita-cita ini masih panjang…
—-
Puncaknya dalam peresmian Universitas Sains ‘Darul Funun’ di Istanbul, Turki, 20 Februari 1870, Al-Afghani berpidato:

“Saudara-saudaraku! Bukalah mata baik-baik dan lihatlah pelajaranmu. Bangunlah dari tidur yang melenakan. Ketahuilah bahwa ummat Islam adalah ummat terbaik, yang paling berharga di dunia ini. Mereka sangat hebat dalam kecerdasan, pemahaman, dan kewaspadaan. Mereka pernah dihadapkan pada hal tersulit dalam bekerja dan berusaha. Belakangan ini ummat Islam tenggelam dalam kelalaian dan kebodohan.

Seperti berada di sudut madrasah dan biara darwis, sampai-sampai lampu kebajikan berada di titik padam; dan ruh pendidikan pun menghilang. Sinar matahari dan cahaya bulan mulai memudar. Beberapa negara-negara Islam berada di bawah dominasi negara-negara lain. Pakaian kehinaan disematkan padanya. Kesucian agama pun mulai dihina. Semua hal ini terjadi akibat kurangnya kewaspadaan, kemalasan, kebodohan dan tidak mau berusaha…. ….

Sejauh ini, marilah kita belajar semua cabang Sains. Marilah kita tingkatkan derajat kemanusiaan. Marilah kita bebaskan diri dari kebodohan dan sifat kebinatangan…. …

Jangan sampai kita kehilangan kejayaan masa lalu dan hak-hak generasi mendatang. …

Kita harus berjalan menuju ke tahap-tahap kebajikan. Marilah kita berusaha untuk meningkatkan kemuliaan agama Islam. Saudara-saudara! kita tidak akan mengambil contoh dari bangsa beradab? Marilah kita lirik prestasi usaha mereka. Karena mereka telah mencapai tingkat tertinggi ilmu pengetahuan….”


semoga ini menjadi refleksi bagi kita, untuk terus memberikan nafas kepada pendidikan, karena saat ini 2/3 pemuda-pemuda kita terproyeksikan tidak dapat kuliah, karena kursi-kursi hanya setengah kursi tersedia untuk mereka yang lulus SD/MI, dan hanya setengah kursi diperguruan tinggi yang tersedia untuk mereka yang lulus SMA/MA.

mari kita bangun surau ini kembali, bertahan tegapkan tulang yang rapuh, karena kita yang tertatih saat ini, menjadi pijakan untuk mereka untuk dikemudian hari.


Arif Abdullah A



Seed Research Grant 2016: Membaca Sejarah Lokal Muhammadiyah

Kehadiran Muhammadiyah dengan segala dinamikanya memperkaya perkembangan Islam di Sumatera, selangkah dengan Kaum Tua, Kaum Muda, Sumatera Thawalib, PERTI, dsb..

Mengajak komunitas cendekiawan lokal untuk berkolaborasi untuk menuliskan Sejarah Lokal Muhammadiyah.

Peserta dapat berupa individu maupun kolaborasi, penggerak amal Muhammadiyah ataupun saksi dari pegerakan, jika ada yang tertarik berkolaborasi untuk wilayah Sumatera Barat khususnya Kabupaten 50 Kota dan Kotamadya Payakumbuh dapat menghubungi:

Kontak:
abe.omar@darulfunun.or.id

Tim Kolaborator:
Arif Abdullah A
Dr.  Afifi Fauzi Abbas (Pembimbing)
Ketua PDM Muhammadiyah 50 Kota – Dosen STAIN Bukittinggi

Info:
http://lp3m.umy.ac.id/post/36?title=Seed+Research+Grant+2016%3A+Membaca+Sejarah+Lokal+Muhammadiyah

————————

MEMBACA SEJARAH LOKAL MUHAMMADIYAH

LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2016

ABSTRAKSI
Aspek sejarah lokal gerakan Muhammadiyah masih belum mendapatkan tempat yang memadai dalam studi-studi dewasa ini. Padahal, Muhammadiyah adalah sebuah gerakan sosial Islam yang berkembang dan tumbuh dari bawah dan dipelopori oleh aktor-aktor dinamis nan inspiratif yang masih luput dari observasi para peneliti. Untuk itu, membaca sejarah lokal Muhammadiyah atau menelaah gerakan Muhammadiyah dari “pinggiran” menjadi penting  sebagai salah satu upaya memahami pola pertumbuhan gerakan masyarakat sipil di kalangan masyarakat akar rumput. Persebaran gerakan Muhammadiyah di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan lain-lain memiliki ceritera yang khas nan unik yang boleh jadi akan memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi para aktivis, pekerja sosial, dan akademisi dalam mengembangkan organisasi ini di masa yang akan datang.

TEMA PENELITIAN/TULISAN
Kajian tentang sejarah lokal Muhammadiyah ini mencakup beberapa aspek, antara lain:
1.       Perkembangan awal gerakan Muhammadiyah di sebuah daerah.
2.       Sejarah/biografi  sosial-intelektual dan peran tokoh-tokoh lokal inspiratif dalam mengembangkan gerakan Muhammadiyah/ Aisyiyah.
3.       Sejarah Dinamika interaksi gerakan Muhammadiyah dengan gerakan Islam lain dan/atau non-Islam di sebuah wilayah.
4.       Sejarah pertumbuhan lembaga-lembaga sosial atau Amal usaha di sebuah daerah.
5.       Sejarah  gerakan sosial, dakwah, dan ekonomi Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat.

MEKANISME PENGUSULAN
Pemilihan usulan penelitian sejarah lokal Muhammadiyah didasarkan padaorisinalitas dan kebaruan (novelty) topik yang diusulkan. Struktur naskah KONSEP USULAN mencakup sebagai berikut: latar belakang (1 hlm), rumusan masalah (0.5 hlm), studi literatur awal (2 hlm), metode penelitian (0.5 hlm), kontribusi kajianyang akan dilakukan (0.5 hlm). Panjang naskah usulan 4 halaman (1.5 spasi).

KRITERIA PENGUSUL:  peneliti/dosen, penulis  dan aktivis Muhammadiyah.
TOTAL HIBAH: Rp. 100.000.000,- (seratus juta untuk rupiah) untuk 10 pemenang.

TIMELINE
20 Juli: Call for proposal
3 Agustus: Batas Akhir Pengusulan
10 Agustus: Pengumuman Pemenang
15 Agustus: Tandatangan kontrak
30 September: Review Laporan Kemajuan
20 Oktober: Perbaikan Naskah
30 Oktober: Editing & Publikasi
November: Seminar

Usulan dikirim melalui email ke: lp3m@umy.ac.id
Contact person: Budi Nugroho (085868616697)

Kegiatan ini didukung oleh: Pusat Studi Muhammadiyah dan Perubahan Sosial Politik-UMY; Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah; Majalah Suara Muhammadiyah.



Sejarah MAN Padang Japang

Sejarah MAN Padang Japang tidak dapat terlepas dari sejarah yang telah menjadi kenyataan, bahwa Madrasah Aliyah Negeri Padang japang berpangkal tolak dari keadaan sejarah Darul Funun El-Abbassiyah yang telah membuktikan kejayaannya masa lalu.

Darul funun El-Abbassiyah dibangun oleh ayah Syech Abbas Abdullah pada tahun 1854 dengan system Halakah selama 70 tahun tanpa hentinya. Pada tahun 1924 seorang ulama besar Syech Abbas Abdullah , telah menyempurnakan  dan perobahan, dengan system klasikal yang baik dan rapi dengan memasukkan pelajaran umum dan telah menerbitkan media massa berupa majalah EL IMAM AL MUNIR AL BAYAN yang menyiarkan dan mempopulerkan ajaran Islam membasmi Khurafat dan tahyul, serta memajukan sains umum di pondok pesantern dan masyarakat muslim.

Perkembangan Darul Funun waktu itu  sangat berjaya dan banyak melahirkan ulama-ulama dan pemimpin masyarakat yang menjadi pemimpin islam dan politik dalam masyarakat serta aktif berjuang menuju ketercapaian kemerdekaan Indonesia, mengisi dan membangun negara yang kita cintai.

Terjadinya perang dunia kedua dan berlanjut dengan penjajahan jepang serta perjuangan fisik setelah merdeka membawa akibat pada perkembangan Darul Funun yang semakin menurun.

Pada tahun 1968 dengan lahirnya Orde Baru, serta mulai dicanangkannya pembangunan disegala bidang dengan sebutan Era Pembangunan Lima Tahun yang pertama dan diiringi dengan tersusunnya Pelita demi Pelita yang direalisir tahun 1969 maka terbuka pemikiran tokoh-tokoh masyarakat yang dipelopori oleh Buya Fauzi Abbas untuk memperjuangkan pendirian Madrasah oleh pemerintahan yang ditempatkan di Padang Japang.

Pemikiran tersebut mendorong musyawarah yang melahirkan pembentukan satu badan yang diketuai oleh Buya H. Fauzi Abbas. Dengan melengkapai data-data yang diperlukan, maka diajukan proposal untuk mendirikan Madrasah, maka akhirnya Menteri Agama mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI dengan nomor : No.68/1968 . tanggal 13 April 1968 untuk mendirikan  dua Madrasah yaitu Madrasah Aliyah Negeri dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Padang japang yang dikepalai oleh :

Untuk Madrasah Tsanawiyah dikepalai oleh : AMIRULIS YAKUN
Untuk Madrasah Aliyah dikepalai oleh : ALMUNIR MARTUNUS, Dt. Paduko Tuan.

Kedua Madrasah untuk sementara belajar di komplek Darul funun dengan memakai 4 gedung dan 1 kantor. Untuk tenaga pengajar (guru) yaitu terdiri dari guru PNS dan honorer yang dibayar dengan iuran murid sebesar Rp. 200,- setiap bulan.

Pada tahun 1970  Direktur Direktorat Pendidikan Agama Depertemen Agama RI yaitu bapak Mulya Martosudarso yang didampingi oleh Sekwilda Propinsi Sumatera Barat yaitu bapak Amir Thaib. S.H, meletakkan batu pertama pembangunan kedua Madrasah dengan dana swadaya dari masyarakat.

Pada tahun 1975 Pemerintah melalui Departemen Agama membangun 5 ruang belajar termasuk kantor dan diresmikan pada tanggal 8 Desember 1975 yang dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat kenagarian VII Koto Talago. Gedung ini dipakai oleh Madrasah Aliyah Negeri Padang japang pada tahun 1976.

Dari tahun 1976 sampai sekarang MAN Padang japang telah berkembang dengan pesat, sehingga sekarang telah tersedia ruang belajar yang memadai, ruang kepala dan kantor tata usaha, ruang majelis guru, labor IPA dan Komputer, perpustakaan serta mushalla dengan data terlampir.

Sumber: http://manpadangjapang50kota.mysch.id/sejarah/



Anak shalih dan amal yang tidak terputus

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ“

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Sudah banyak paparan dan sudah jelas sekali tentang dua amalan yang tidak terputus dalam hadits diatas, yakni:

Shadaqah jariyah – infaq yang memberikan manfaat kepada orang lain, seperti waqaf masjid, pembangunan sekolah, waqaf sumur, rumah yatim, rumah inap, dan lain sebagainya yang menjadi amalan tidak terputus. Salah satu contoh yang dapat disampaikan adalah tentang sumur Raumah yang dibeli oleh sahabat Utsman bin Affan dari seorang Yahudi, yang hingga kini ditumbuhi oleh 1550 pohon kurma sekelilingnya yang kemudian hasilnya sebagian diberikan untuk menyantuni fakir miskin dan anak yatim, dan sebagiannya ditabung atas nama Utsman bin Affan hingga kini.

Ilmu yang bermanfaat – ilmu yang diajarkan kemudian diajarkan terus kepada orang lain ataupun dimanfaatkan oleh sang pembelajar untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, sehingga manfaat tersebut menjadi bagian dari amalan yang tidak terputus. Salah satu contoh adalah ilmu ushul fiqih yang disampaikan oleh Imam Syafii, 40 Hadits An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Shahih Muslim, dan juga ilmu kedokteran oleh Ibnu Sina, ilmu kimia oleh Ibnu Rushd, Abbas bin Firnas tentang pesawat terbang, al-Haitam tentang lensa, dan masih banyak lagi.

Bagaimana dengan anak yang shalih, ada hal menarik yang ingin saya share dengan sahabat sekalian, semoga Allah memberikan barakah kepada mereka yang menyampaikan hikmah ini dan Allah lah yang maha memberikan Hidayah.

Doa anak yang shalih – bagaimana doa anak yang shalih dapat menjadi amalan yang tidak terputus? menarik jika kita kutip beberapa hadits terkait posisi orang tua terhadap anak-anaknya.

عن عائشة عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال ” ولد الرجل من كسبه من أطيب كسبه فكلوا من أموالهم

“Dari Aisyah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Anak seseorang itu termasuk jerih payah orang tersebut bahkan termasuk jerih payahnya yang paling bernilai, maka makanlah sebagian harta anak.” (HR. Abu Daud, no.3529 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)

إن من أطيب ما أكل الرجل من كسبه وولده من كسبه

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seenak-enak makanan yang dimakan oleh seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri dan anak seseorang adalah termasuk jerih payahnya.” (HR. Abu Daud, no. 3528 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)

عن جابر بن عبد الله أن رجلا قال يا رسول الله إن لي مالا وولدا. وإن أبي يريد أن يجتاح مالي. فقال: - أنت ومالك لأبيك

Dari Jabir bin Abdillah, ada seorang berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta dan anak namun ayahku ingin mengambil habis hartaku.” Rasulullah bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ibnu Majah, no. 2291, dinilai sahih oleh Al-Albani)

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال إن أبي اجتاح مالي. فقال:( أنت ومالك لأبيك ) وقال رسول الله صلى الله عليه و سلم
 ( إن أولادكم من أطيب كسبكم . فكلوا من أموالهم )

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakek ayahnya yaitu Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, ada seorang yang menemui Nabi lalu mengatakan, “Sesungguhnya ayahku itu mengambil semua hartaku.” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya anak-anak kalian adalah termasuk jerih payah kalian yang paling berharga. Makanlah sebagian harta mereka.” (HR. Ibnu Majah, no. 2292, dinilai sahih oleh Al-Albani).

عن عائشة-رضي الله عنها- قالت :قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
 إنّ أولادكم هبة الله لكم “يهب لمن يشاء إناثا ويهب لمن يشاء الذكور”فهم وأموالهم لكم إذا احتجتم إليها

Dari Aisyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya anak-anak kalian adalah pemberian Allah kepada kalian sebagaimana firman Allah yang artinya, ‘Dia memberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki anak perempuan dan Dia memberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki anak laki-laki.” (QS. Asy-Syura: 49).

Oleh karena itu, maka mereka dan harta mereka adalah hak kalian jika kalian membutuhkannya.” (Shahih, Silsilah Shahihah, no.2564).

Jika kita hubungkan antara hak orang tua dan doa anak yang shalih jika merujuk hadits yang pertama tentang amalan yang tidak terputus, dapat kita ambil sebuah benang merah yang mencerahkan: anak-anak (yang shalih yang mengingat orang tuanya), yang mengerjakan amalan shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.

Amalan anak adalah bagian dari amalan orang tuanya, anak yang berwakaf – orang tua mendapatkan bagian, anak yang bersedekah – orang tua mendapatkan bagian, anak yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat – orang tua mendapatkan bagian.

Bagian yang sangat manis disebut dalam hadits diatas, yakni: amalan yang tidak terputus hingga shadaqah jariyah dan ilmu tersebut dimanfaatkan oleh orang lain hingga hari kiamat, dan dipetik hasilnya oleh orang-orang tua yang mendidik anaknya beriman dan beramal shalih.

Hal ini selaras dengan apa yang dimaksud oleh shalih adalah orang-orang yang beramal shalih, yang memberikan manfaat, sebagaimana dalam surat At-Tin.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
(at-Tin 6)

Sehingga salah satu perwujudan rasa sayang kepada orang tua, maka beramal shalihlah, bershadaqah jariyah, dan berikan ilmu yang bermanfaat, sehingga orang tua juga dapat mencicipi manisnya amalan yang tidak terputus yang dijanjikan oleh Allah.

Dan bagi orang tua maka didiklah anak selain menjadi hamba yang beriman juga menjadi hamba yang beramal shalih, yang memberikan shadaqah dan berebut memberikan manfaat kepada orang lain.

Bagi anak, maka perbanyaklah amal shalih, bershadaqah, dan memberikan manfaat kepada orang lain, insyaallah menjadi bagian dari amalan yang tidak terputus bagi orang tua. Dimana ada peluang untuk beramal shalih, seolah-olah kita terbayang sedang tergesa-gesa memberikan amalan yang terbaik kepada orang tua.

Waallahu’alam, Allah lah yang maha berilmu yang memberikan hidayah dan taufik.



Santri PonPes Darul Funun Tembus Al Azhar University

Sarilamak, (Inmas)–Tahun 2016 ini Pondok Pesantren Darul Funun El Abbasiyah (DFA) Padang Japang Kabupaten Limapuluh Kota patut berbangga. Debi Noverantes, salah seorang santri ponpes ini berhasil menembus Al Azhar University. H. Adia Putra, Pimpinan Pondok Pesantren DFA tersenyum sumringah ketika menerima berita ini. Berita kelulusan yang baru Senin pagi (13/06) didapat oleh pria mudah senyum ini. Adia mengatakan syukur yang tak terhingga.

Ini prestasi yang sangat membanggakan bagi kami para majlis guru. Kenapa tidak, setiap tahun selalu ada santri kami yang mencoba masuk ke perguruan tinggi ternama itu, baru kali ini santri kami lulus. Alhamdulillah syukur yang teramat sangat kami ucapkan”, tutur adia dengan mata berkaca-kaca.

Ia juga menambahkan prestasi ini kita peroleh karena kerjasama yang ikhlas dari santri dan guru. Kami sebagai pimpinan selalu memotivasi guru untuk mentransfer ilmu dengan ikhlas. Jangan hanya mengharapkan gaji atau honor. Mengajarlah dengan ikhlas. Kepada santri kami juga menyampaikan bahwa datang dan belajarlah di pondok pesantren dengan ikhlas agar ilmu menjadi berkah. Alhamdulillah dengan niat yang ikhlas santri kami banyak yang lulus di Perguruan Tinggi ternama baik di Sumatera maupun di Pulau Jawa.

“Alhamdulillah untuk keberangkatan Debi, yayasan dan pihak pondok pesantren berinisiatif untuk mengumpulkan dana dari kaum muslimin dan muslimat dan telah terkumpul dana 20 juta rupiah. InsyaAllah anak kita akan berangkat dipertengahan Agustus mendatang”, urai Adia.

H. Zakaria, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menyatakan selamat kepada Debi Noverantes, yang telah mengharumkan nama Pondok Pesantren Limapuluh Kota. Kami sebagai Kepala Seksi yang membidangi Pondok Pesantren merasa sangat bersyukur. Kita berdoa akan lahir lagi santri Pondok Pesantren yang bisa mengikuti jejak Debi. Kita akan terus mensupport santri-santri kita untuk terus berprestasi, kepada Pondok Pesantren DFA kami ucapkan selamat. Inilah buah kerja keras pimpinan para majlis guru selama ini. Semoga akan menjadi amal pahala di sisi Allah SWT, ucap Zakaria.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Limapuluh Kota H. Gusman Piliang ditemui diruang kerjanya menyampaikan apresiasi kepada Pondok Pesantren DFA atas prestasi siswanya yang patut diacungi jempol.

“Ini sejarah baru dunia pendidikan di Ponpes DFA. Kita bangga dan bersyukur untuk itu. Kita berharap kepada Debi untuk serius menimba ilmu disana agar berguna bagi pribadinya dan bagi masyarakat. Terkait dengan dana untuk keberangkatan Debi, kami menyarakankan agar yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada Baznas Limapuluh Kota dan kita akan merekomendasikannya”, tutur Gusman.

Debi Noverantes termasuk salah santu santri yang berprestasi di DFA. Ia juga seorang hafizh. Ia pernah mewakili Limapuluh Kota dalam ajang Lomba Musabaqoh Kiraatil Kutub Tingkat Provinsi Sumatera Barat. Berasal dari keluarga kurang mampu tidak menyurutkan semangatnya dalam belajar. Selamat Debi semoga di Perguruan tinggi idamanmu akan terlahir prestasi-prestasi membanggakan. Terkait juga dengan prestasi Pondok Pesantren DFA, untuk tahun pelajaran 2016/2017 dari hasil UN tingkat SMA se Kabupaten Limapuluh Kota DFA memperoleh peringkat III indeks integritas bidang study IPA dan peringkat IV dibidang IPS.(Nina)|DW



Bung Karno bersama Syekh Abbas dan Syekh Mustafa

Syekh Abbas Abdullah, bersama kakaknya, Syekh Mustafa Abdullah, adalah tokoh Islam terkemuka di tanah Minangkabau. Selepas bebas dari pengasingannya di Bengkulu, sekitar tahun 1942, Bung Karno datang ke perguruan Darul Funun El-Abbasiyah, Sumatera Barat, khusus untuk meminta ‘wejangan’ dari mereka mengenai perjuangan bangsa Indonesia.

Syekh Mustafa Abdullah dan Syekh Abbas Abdullah merupakan murid Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah, ulama asal Indonesia yang menjadi imam, khatib sekaligus guru besar di Masjidil Haram, Mekkah–imam pertama dari kalangan non orang Arab. Mereka adalah tempat bertanya bagi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang saat itu berbasis di Bukittinggi.

Ilustrator: VionydazzArt

http://sukarno.org/bung-karno-bersama-syekh-mustafa-dan-syekh-abbas/



Sila Ketuhanan dari Ulama Padang Japang

Oleh: Jose Hendra

Sila ketuhanan dari Sukarno dianggap saran dari seorang ulama dari Padang Japang, Sumatra Barat.

PIDATO Sukarno pada 1 Juni 1945 di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dikukuhkan jadi hari lahir Pancasila. Dia mengajukan lima prinsip sebagai dasar negara Indonesia: Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan.

Konsep Ketuhanan yang ditempatkan pada prinsip kelima oleh Bung Karno akhirnya menjadi sila pertama dengan modifikasi menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa dalam rumusan Panitia Sembilan.

Menurut Charles Simabura, dosen ilmu tata negara Universitas Andalas, dalam sidang pertama BPUPKI pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, semua anggota memberi usul. Hampir semua menawarkan konsep Ketuhanan. Menurutnya, konsep Ketuhanan yang diusulkan terutama dari golongan agama lebih kongkret lagi yakni Ketuhanan dan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya.

Lalu dari mana ide Ketuhanan yang ditawarkan Bung Karno?

Konsep tersebut bulir dari buah pergaulan Bung Karno dengan para ulama. Sejak muda dia tumbuh dalam lingkungan Sarekat Islam. Saat masa-masa pembuangan, Bung Karno terus berkorespondensi dengan ulama. Misalnya, dengan pendiri Persatuan Islam (Persis) Ahmad Hassan saat dibuang ke Ende. Hingga akhirnya, pada 1942, kata Ketuhanan terpatri dalam benaknya ketika kelak Indonesia merdeka dan membentuk dasar negara adalah sebuah keharusan.

Adalah Syekh Abbas Abdullah yang memberi wejangan kepada Bung Karno. Kala itu, Bung Karno berkunjung ke Perguruan Darul Funun el Abbasiyah (DFA) di Puncakbakuang, Padang Japang, yang didirikan Syekh Abbas.

“Bung Karno berkunjung ke madrasah Darul Funun, dengan tujuan meminta saran kepada Syeikh Abbas Abdullah tentang apa sebaiknya bagi negara Indonesia yang akan didirikan kelak, bila kemerdekaan benar-benar tercapai. Dalam hal ini Syeikh Abbas menyarankan negara yang akan didirikan kelak haruslah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,” tulis Muslim Syam dalamRiwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat, terbitan Islamic Centre Sumatera Barat tahun 1981.

Syekh Abbas, yang dikenal dengan sebutan Buya (Syeikh) Abbas Padang Japang, menambahkan kalau hal demikian diabaikan, revolusi tidak akan membawa hasil yang diharapkan.

Fachrul Rasyid HF, yang turut menulis dalam buku tersebut, mengatakan tidak banyak orang tahu pembicaraan mereka berdua sebelum Syekh Abbas mengungkapkannya tiga hari kemudian. “Di hadapan guru dan siswa DFA, usai salat Jumat di Masjid al-Abbasyiah. Syekh Abbas mengatakan kedatangan Bung Karno ke DFA untuk membicarakan konsep dasar-dasar dan penyelenggaraan negara,” ujar Fachrul menirukan kembali cerita yang dia dapat dari keluarga Syekh Abbas dan masyarakat setempat. “Persisnya, Syekh Abbas menyarankan bahwa negara harus berdasar ketuhanan.”

Kedatangan Sukarno ke Padang Japang masih menjadi ingatan kolektif masyarakat Padang Japang saat ini. Yulfian Azrial, anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia Sumatra Barat, mengatakan, Darul Funun merupakan madrasah yang cukup berpengaruh berkat kebesaran dua syeikhnya, yakni Syeikh Abbas Padang Japang dan Syekh Mustafa Abdullah.

Kebesaran kedua syekh yang bersaudara ini membuat Sukarno merasa perlu ke Padang Japang, setelah bebas dari pembuangan di Bengkulu. Bukti mesranya hubungan Bung Karno dengan dua ulama tersebut berjejak dalam selembar dokumentasi foto yang diambil Said Son.

Syekh Abbas dan Syekh Mustafa adalah murid ulama Minangkabau terkemuka di Mekah, Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Syekh Abbas juga kawan dekat Syekh Abdul Karim Amarullah atau Inyiak Rasul. Bersama Abdullah Ahmad dan beberapa ulama lainnya, Syekh Abbas mendirikan nama madrasah yang sama yakni Madrasah Sumatra Thawalib.

Tahun 1930, Syekh Abbas mengubah Sumatra Thawalib di Padang Japang menjadi DFA karena menolak bergabung dengan Persatuan Muslimin Indonesia (Permi). Syekh Abbas sendiri kala itu bukan sekadar ulama melainkan juga panglima jihad Sumatra Tengah. Pasukan jihad ini didirikan DFA sebagai basis perjuangan menghadapi Belanda. Anggotanya adalah Hizbul Wathan dan Laskar Hizbullah.

Sementara sekolah tetap menjadi basis menggapai dan mengisi kemerdekaan.

“Wajar Sukarno menemui Syekh Abbas karena dia bukan saja ulama tapi panglima perang,” tukas Fachrul, wartawan senior di Sumatra Barat.

Dikatakannya, perjumpaan Sukarno dengan Syekh Abbas hanya sebentar. Datang sekitar jam satu siang lalu balik sekitar sorenya. Bung Karno sendiri berada di Padang ketika era transisi dari Belanda ke Jepang. Dia berada di Sumatra Barat selama lima bulan, dari Februari 1942 hingga Juli 1942.

http://historia.id/agama/sila-ketuhanan-dari-ulama-padang-japang

 



Pidato Al-Afghani dalam Peresmian Universitas Sains

Puncaknya dalam peresmian Universitas Sains ‘Darul Funun’ di Istanbul, Turki, 20 Februari 1870, Al-Afghani berpidato:

“Saudara-saudaraku! Bukalah mata baik-baik dan lihatlah pelajaranmu. Bangunlah dari tidur yang melenakan. Ketahuilah bahwa ummat Islam adalah ummat terbaik, yang paling berharga di dunia ini. Mereka sangat hebat dalam kecerdasan, pemahaman, dan kewaspadaan. Mereka pernah dihadapkan pada hal tersulit dalam bekerja dan berusaha. Belakangan ini ummat Islam tenggelam dalam kelalaian dan kebodohan.

Seperti berada di sudut madrasah dan biara darwis, sampai-sampai lampu kebajikan berada di titik padam; dan ruh pendidikan pun menghilang. Sinar matahari dan cahaya bulan mulai memudar. Beberapa negara-negara Islam berada di bawah dominasi negara-negara lain. Pakaian kehinaan disematkan padanya. Kesucian agama pun mulai dihina. Semua hal ini terjadi akibat kurangnya kewaspadaan, kemalasan, kebodohan dan tidak mau berusaha…. ….

Sejauh ini, marilah kita belajar semua cabang Sains. Marilah kita tingkatkan derajat kemanusiaan. Marilah kita bebaskan diri dari kebodohan dan sifat kebinatangan…. …

Jangan sampai kita kehilangan kejayaan masa lalu dan hak-hak generasi mendatang. …

Kita harus berjalan menuju ke tahap-tahap kebajikan. Marilah kita berusaha untuk meningkatkan kemuliaan agama Islam. Saudara-saudara! kita tidak akan mengambil contoh dari bangsa beradab? Marilah kita lirik prestasi usaha mereka. Karena mereka telah mencapai tingkat tertinggi ilmu pengetahuan….”

Pidato Al-Afghani yang penuh dengan retorika tentang kedudukan dan peranan sains tersebut telah membangunkan ummat Islam dari tidur panjangnya dan mendapat sambutan hangat dari pendiri Darul Funun. Selanjutnya, Tahsin, penasehat Darul Funun meminta Al-Afghani memberikan kuliah di universitas tersebut sepanjang bulan Desember 1870. Ia menyampaikan kuliah bertajuk “The Progress of Sciences and Arts” dengan bahasa Turki sebagai bahasa pengantarnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charisdewantara/menilik-pemikiran-sains-al-afghani_54f759a7a3331115348b46d5



Infaq 32 Set Kursi Meja Sekolah

Seiring masuknya tahun ajaran 2016/2017, dan bertambahnya jumlah siswa yang masuk.

Saat ini perguruan memfasilitasi 299 siswa, bertambah 32 siswa dari tahun sebelumnya. Berdasarkan rapat komite madrasah terkait keperluan pengembangan fasilitas sekolah untuk tahun ajaran baru ini, alhamdulillah ruang kelas masih dapat diatasi tersedia dari perubahan peruntukan ruangan yang ada, tetapi keperluan akan bangku dan kursi masih memerlukan bantuan dari shalihin dan shalihat sekalian.

Kami membuka peluang berinfaq – waqaf untuk keperluan set kursi-meja belajar siswa sebesar 32 x 290rb, berjumlah total 9 jt 280rb.

semoga amal ini dijadikan shadaqh jariyah oleh Allah, bi idznillah.



Qanaah

Suri tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana’ah (kepuasan dan kerelaan). Sikap qana’ah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya maupuan orang yang miskin.

Adapun wujud qana’ah yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara, sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan.

Tentang sikap qana’ah, Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyampaikan hadits dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, dari Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ

_Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya_
(Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy)



Tadarus Alquran

Bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur’an, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di setiap bulan Ramadhan tadarus Al Qur’an bersama malaikat Jibril ‘alaihissalam. Ibnu Abbas berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadlan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadhan untuk mudarosah (mempelajari) Al Qur’an” (HR. Al Bukhari).



Puasa dan Syafaat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’”
(HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Mujma’ul Zawaid)



Maaf & berbuat salah

إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه

Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena lupa, atau karena dipaksa
(HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)

***

Meminta maaf itu dapat dilakukan kapan saja dan yang paling baik adalah meminta maaf dengan segera, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Sehingga mengkhususkan suatu waktu (misalnya di awal Ramadhan) untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun bukanlah kaidah yang tepat karena tidak dituntunkan sebagai amalan yang disunnahkan.



Rentang Waktu Berpuasa

Yang dimaksud dengan khaythul abyadh  adalah fajar shadiq atau fajar kedua karena berwarna putih dan melintang di ufuk seperti benang. Adapun fajar kadzib atau fajar pertama itu bentuknya seperti dzanabus sirhan (ekor serigala). Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الفجر فجران: فأما الفجر الذي يكون كذنب السرحان فلا يحل الصلاة ولا يحرم الطعام، وأما الفجر الذي يذهب مستطيلا في الأفق فإنه يحل الصلاة و يحرم الطعام

“Fajar itu ada dua: pertama, fajar yang bentuknya seperti ekor serigala, maka ini tidak menghalalkan shalat (shubuh) dan tidak mengharamkan makan. Kedua, fajar yang memanjang di ufuk, ia menghalalkan shalat (shubuh) dan mengharamkan makan (mulai puasa)”
(HR. Al Hakim, Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’).